Lemah Perlindungan Terhadap Produk Dalam Negeri

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Perlindungan produk dalam negeri masih lemah menyusul keterbatasan pemerintah membangun pemahaman untuk mencintai produk-produk lokal dalam negeri.

Andi Fadli, akademisi asal Universitas Negeri Makassar mengatakan sistem perekonomian Indonesia masih menerapkan sistem kapitalisme, sehingga produk-produk dari luar seperti China banyak menguasai perdagangan dalam negeri.

“Ini yang perlu dipikirkan pemerintah, banyak mobil-mobil produksi dalam negeri yang berkualitas yang tidak terserap dalam pengadaan kendaraan milik pemerintah. Mereka lebih memilih operasional kendaraan dari luar dibanding produk sendiri,” ujarnya, Kamis (7/6).

Industri otomotif dalam negeri, lanjutnya, tidak akan berkembang jika pemerintah sendiri tidak percaya dengan karya anak bangsa sendiri.

“Bagaimana kita mau meyakinkan masyarakat produk bangsa sendiri, jika pemerintah tidak menjamin produk itu,” tegasnya.

Dia berharap, program sosialisasi Aku Cinta Produk Indonesia tidak hanya sebatas program untuk mengejar pencitraan maupun kepentingan pencitraan kekuasaan. “Mungkin ini yang perlu menjadi komitmen pemerintah bagaimana membangun kesadaran masyarakat mencintai produk dalam negeri,” kata dia.

Hal yang sama disampaikan akademisi dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Prof. Syahnur Said mengatakan, generasi emas penduduk Indonesia usia 0-19 tahun tercatat sebanyak 37% dari total penduduk Indonesia.

“Saat ini mereka masih duduk di bangku sekolah tingkat SLTP dan SLTA. Diperkirakan saat mereka memasuki di usia produktif nantinya, mereka sudah memiliki kesadaran untuk mencintai produk lokal mereka,” kata Andi.

Dia mengharapkan, generasi emas saat ini bisa memahami pentingnya menjaga dan mengembangkan produk lokal ditengah ancaman produk luar dalam persaingan global nanti.

Strategi untuk mengantisipasi hal tersebut, paparnya, penting untuk menarik dukungan masyarakat untuk mencintai produk dalam negeri. Demikian halnya dengan dukungan kelembagaan baik pemerintah maupun swasta.

Kebijakan yang pro dengan produk dalam negeri, lanjutnya juga sangat dibutuhkan sambil memperkuat kualitas maupun kuantitas produk-produk lokal. “Ini penting untuk memperkuat produk ekspor bersaing dengan produk lainnya,” kata dia.

Direktur Direktorat dagang Kecil Menengah dan Produk Dalam Negeri Amiruddin saat membuka Sosialisasi Aku Cinta Indonesia Melalui Sektor Pendidikan di Makassar hari ini Kamis mengatakan untuk membangun pemahaman generasi muda pihaknya menggandeng Kementerian Pendidikan Nasional untuk mensosialisasikan produk lokal daerah melalui sektor pendidikan.

“Kami berharap kegiatan sosialisasi yang dilkukan di beberapa daerah di Indonesia ini, bisa memberikan pemahaman kepada generasi muda untuk mencintai produk lokal dibandingkan dengan produk dari luar negeri,” ucapnya.

Apalagi, lanjutnya, produk-produk luar negeri telah menjadi trendsetter generasi muda saat ini. Sehingga melalui sosialisasi ini diharapkan mereka bisa memilih produk dalam negeri dibandingkan dengan produk luar yang banyak mempengaruhi generasi muda saat ini. (roris)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS