Lima Investor Asing Tertarik Inves Bidang Industri Perkapalan di RI

Loading

investasi

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Sepanjang Oktober 2014 hingga Mei 2015, terdapat lima peminat investasi bidang perkapalan di Indonesia dari empat negara yaitu Jepang, Korea Selatan, Tiongkok dan Australia dengan total US$ 9,34 miliar

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyatakan sepanjang Oktober 2014-Mei 2015 investor dari empat negara berminat menanamkan modalnya di sektor perkapalan Indonesia.

Secara rinci, dia menyebutkan ada satu perusahaan Jepang yang berminat menanamkan modal senilai 40 juta dolar AS, dua perusahaan Korea Selatan yang salah satunya menyebutkan nilai investasi sebesar 4 miliar dolar AS, satu perusahaan Tiongkok dengan nilai investasi US$ 5,15 dan satu perusahaan Australia dengan nilai investasi US$ 150 juta.

“Yang pasti dari Korea itu ada satu perusahaan shipping line, di mana mereka menjajaki investasi pemeliharaan kapal,” katanya. Franky mengatakan pihaknya memberikan pendampingan terhadap para investor untuk menentukan lokasi investasi.

BKPM sendiri menawarkan sejumlah wilayah seperti Lampung, Lamongan, Gresik, Bitung dan Sulawesi Selatan. Lokasi tersebut dinilai memiliki jalur pelayaran yang padat dan telah memiliki fasilitas yang memadai. Dia juga menambahkan, realisasi lima perusahaan itu dipastikan akan memakan waktu sehingga ia memperkirakan tahun ini kemungkinan baru masuk tahap finalisasi lahan.

BKPM menyiapkan sejumlah langkah untuk mendorong pengembangan industri perkapalan yaitu dengan fokus melakukan pemasaran investasi di sektor tersebut yang belum bisa diproduksi dalam negeri. “Termasuk juga memasarkan investasi di sektor perkapalan yang terintegrasi dengan komponen,” katanya.

Lembaga itu juga akan fokus melakukan integrasi perizinan untuk daerah yang terdapat industri galangan kapal seperti Lamongan, Tanggamus dan Lampung, serta melakukan penyederhanaan perizinan investasi sektor perkapalan.

Selanjutnya, BKPM akan bekerjasama dengan kementerian dan lembaga terkait untuk penyediaan sumber daya manusia siap kerja. “Kami juga akan mendorong pengembangan kapal nasional untuk menggunakan komponen dalam negeri 60% hingga 70% sehingga menggerakkan industri komponen perkapalan,” katanya.

Dalam catatan, kapasitas produksi pembangunan kapal baru per tahun sebesar 900.000 deadweight tonnage (DWT), utilisasinya baru mencapai 40%. Sementara itu, kapasitas perbaikan kapal sebesar 1,2 juta DWT per tahun utilisasinya masih 85%. Ada pun industri perkapalan Indonesia, 43% masih terpusat di Jawa dan 39% di Batam. (ril/sabar)

CATEGORIES
TAGS