Love Is Blue

Loading

4

Oleh: Fauzi Aziz

INI adalah judul sebuah lagu yang pernah hits pada zamannya. Penyanyinya lupa, tapi lagu tersebut sangat enak didengar. Love is blue memang indah.Warna biru kebetulan warna kesukaan. Warna biru jernih seindah warna di laut dan di langit yang bersih tanpa awan sangat menyenangkan karena begitu menakjubkan. Biru adalah pembawa inspirasi karena jika kita melihatnya tanpa diganggu oleh awan gelap, kita ingin menggapai.

Begitu pula saat kita melihat laut lepas dengan warna biru bersih tanpa polusi.pemandangannya pasti menawan. Biru laut dan birunya langit adalah ciptaan Tuhan. Karena itu, i love it. Jika kita bisa menjaganya dalam kebiruan yang hakiki seperti itu, maka pahala kita akan berlipat ganda.

Tapi kalau yang biru sejati berubah keruh yang di lautan dan yang di langit berubah menjadi keabu-abuan atau hitam kelam, hati kita bisa menjadi kecut dan harusnya marah.

Tuhan pasti tidak akan pernah mengubah warna biru laut dan biru langit menjadi warna langit. Tuhan begitu bijaksananya ketika menetapkan warna langit itu biru dan warna laut juga biru karena biru adalah menenteramkan dan indah dipandang. Melihat kebiruan yang indah pasti hati kita luluh dan menjadi pendamai.

Lupa bertengkar dan lupa pula untuk berniat merusaknya sebab kalau sampai warna biru langit dan biru laut kita ubah dengan warna lain, misalnya hitam kelam, kita pasti risau dan sedih seperti berkabung. Di dunia ada laut hitam, laut merah, tetapi atas kebesaran sang pencipta, tetap saja warnanya biru.

Mengapa tidak memilih warna hijau. Lagi-lagi Tuhan maha bijaksana mengatakan bahwa warna hijau diberikan untuk tetumbuhan. Mengapa hijau. tidak dipilih menjadi warna langit dan dipilih menjadi warna laut .Jawabannya Tuhan yang maha mengetahui. Tapi nalar kita akan mengatakan bahwa betapa dunia perlu keseimbangan dilihat dari dimensi warna.

Di darat manusia suka warna hijau. Berwisata ke gunung tidak lebih hanya ingin melihat hijaunya tetumbuhan yang dengan melihat kehijauan hutan lindung dan perbukitan, manusia menjadi bergairah kembali. Di udara kita lihat kebiruan yang jernih. Di laut kita melihat sang biru laut sedikit berombak dan di daratan kita senang menyaksikan hijaunya tetumbuhan di sekitar kita.

Oleh sebab itu tidak salah kemudian manusia mulai berfikir dengan mengintrodusir konsep pemikiran tentang Green economy, Blue economy. Sampai ada yang menulis buku berjudul Blue. Ocean Strategi. Mengapa tidak memilih misalnya konsep yellow economy, red economy atau white economy. Pasti landasan pemikirannya ada dasarnya. Paling tidak hijau dan biru adalah warna-warna yang berhasil menyadarkan kita lebih mencintai lingkungan yang menyejukkan dan menyenangkan.

Mengapa tidak warna hitam. Kita juga percaya hampir semua manusia banyak menyukai warna hitam. Tapi begitu kita pasangkan menjadi istilah black market,black monday, kita pasti teringat peristiwa buruk yang pernah terjadi di dunia ini. Kita kenal istilah black magic, mendengar ini, kita pasti takut. Jadi Iove is blue adalah pilihan kita dan love is green juga pilihan kita. Tidak ada larangan mencintai warna lain.

Tapi Tuhan memang bijaksana agar kita lebih mencintai warna biru langit, biru laut dan hijaunya tetumbuhan agar kita selalu mengingat ciptaannya yang ada di langit di laut dan di darat. Dan kita diperintahkan-Nya untuk merawatnya agar ketiga warna itu tidak berubah menjadi hitam atau yang lain karena kita merusaknya. (penulis adalah pemerhati masalah sosial ekonomi dan industri).

CATEGORIES
TAGS