Menperin Kunjungi Tiga Industri di Lampung

Loading

menteri

BANDARLAMPUNG, (tubasmedia.com) – Menteri Perindustrian Saleh Husin meninjau tiga industri di Lampung, yaitu PT Sugar Labinta (industri gula rafinasi), PT Great Giant Pineapple (industri pengalengan nanas), dan PT Tunas Baru Lampung (industri agrikultural), Sabtu (27/6/2015).lampung

 
Menperin memberikan apresiasi kepada PT. Sugar Labinta karena komitmennya yang secara disiplin menyalurkan produk gula kristal rafinasi hampir 100% kepada industri makanan dan minuman, sesuai kontrak yang dilampirkan pada saat mengajukan permohonan rekomendasi Importir Produsen Raw Sugar (IP RS) kepada Kementerian Perindustrian.
Kedua, atas upayanya yang gigih dan berkesinambungan dalam rangka meningkatkan mutu produk dan efisiensinya, sehingga gula dengan spesifikasi khusus (misalnya untuk formula bayi) yang sebelumnya seluruhnya diimpor, secara bertahap sudah dapat dipenuhi dari produksi di dalam negeri.
Secara khusus, Menperin meminta PT. Sugar Labinta agar terus memelopori atau menjadi pioner ekspor GKR. “Karena dengan kualitas yang telah memenuhi standar internasional yang dibuktikan dengan berbagai sertifikat yang dimiliki seperti ISO 22000, Kosher dan lain-lain, sangat dimungkinkan PT. Sugar Labinta untuk melakukan penetrasi pasar ekspor,” ujarnya.
Menperin juga memberikan apresiasi kepada PT. Great Giant Pineapple sebagai perusahaan penghasil produk nanas dalam kaleng ketiga terbesar di dunia, dan menjadi yang terbesar di dunia dalam hal produksi yang terintegrasi dengan lahan pertanian nanas milik sendiri.
PT. Great Giant Pineapple adalah perusahaan PMA dengan kapasitas produksi nanas dalam kaleng sebesar 200.000 ton/tahun dan nilai investasi sebesar 500 miliar serta menyerap tenaga kerja sebanyak 16.000 orang.
Sementara itu, Menperin mengharapkan PT Tunas Baru Lampung, sebagai salah satu produsen minyak goreng nabati, stearin, dan olahan lainnya, terus meningkatkan mutu, produktivitas, dan efisiensi di seluruh rangkaian proses produksi. Upaya tersebut juga sejalan dengan peningkatan kompetensi sumber daya manusia serta kegiatan penelitian dan pengembangan, sehingga dapat bersaing di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015.
“Indonesia sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara seyogianya memiliki industri dalam negeri yang memiliki daya saing tinggi agar tidak sekadar menjadi pasar negara-negara tetangga,” tegas Menperin. (ril/ender)

CATEGORIES
TAGS