Menperin Ngaku Sulit Bangun Pabrik di Indonesia

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

MEMBERI PENGARAHAN - Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat memberikan pengarahan pada acara Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Tahun 2014 dengan tema 'Undang-Undang Perindustrian Sebagai Landasan Pembangunan Industri Untuk Menjadi Negara Industri Tangguh' di Jakarta, 6 Februari 2014. (tubasmedia.com/sabar hutasoit)

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Rencana pembangunan pabrik gula baru di Indonesia berjalan di tempat. Padahal banyak investor mengantre untuk membangun pabrik namun terkendala lahan tebu yang sulit didapat.

“Saya dua tahun ini berjuang untuk mendapatkan lahan karena investornya sudah siap,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat saat ditemui di sela Rapat Kerja Kementerian Perindustrian, di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (6/2/2014).

Hidayat tidak menyebutkan berapa investor yang tertarik membangun pabrik gula dan asal investornya. Namun sejak tahun lalu sudah ada rencana pembangunan 20 pabrik gula baru di Indonesia.

“Belum ada lahan yang bisa ditanami. Kami dapat tugas membangun pabrik gula baru melalui tanaman tebu. Itu sudah kami mulai dan laksanakan mengundang investor tapi terbentur lahan. 20 pabrik kami sudah mulai awal tahun lalu,” jelas Hidayat.

Persoalan lahan penghambat utama karena syarat mutlak dibangunnya pabrik gula adalah pasokan bahan baku yang cukup. Tebu harus disuplai dari perkebunan yang tak jauh dari lokasi pabrik.

Hidayat mengaku sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kehutanan untuk memanfaatkan lahan-lahan terlantar agar bisa ditanami tebu. Namun hingga kini lahan tersebut tidak bisa ditanami. “Faktanya seringkali apa yang tercatat di Kementerian Kehutanan secara fakta berbeda,” katanya. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS