Pariwisata Danau Toba, Monaco of Asia

Loading

 

index

Oleh: Efendy Tambunan

PEMERINTAH akan mengembangkan pariwisata Danau Toba menjadi Monaco of Asia. Untuk itu, pemerintah membentuk Badan Otoritas Pariwisata Danau Toba. Pengembangan dan pembenahan Danau Toba akan ditangani langsung oleh Badan Otoritas.

Ditinjau dari sejarahnya, Danau Toba merupakan danau volkano hasil ledakan gunung api purba terbesar di dunia. Dampaknya, bumi mengalami penurunan temperature ±3,50C akibat bertahun-tahun tertutup debu, dan diduga penyebab terjadinya zaman es. Tetapi karena saat itu belum berkembang ilmu pengetahuan, dampak letusannya tidak tercatat dalam sejarah.

Sejarah terbentuknya Danau Toba sangat fenomenal dan tiada duanya. Tetapi kini Danau Toba dan lingkungannya mengalami kerusakan dalam skala masif. Kerusakan lingkungan bersumber dari kurangnya kesadaran lingkungan warga lokal, masifnya bisnis keramba dan sulitnya koordinasi antar tujuh pemda untuk membenahi Kawasan Danau Toba.

Kerusakan lingkungan

Berdasarkan pengamatan penulis selama 40 tahun (1975-2015) di Desa Tambunan Lumban Pea, Kecamatan Balige, Kabupaten Tobasa, SUMUT, ketinggian permukaan Danau Toba sudah menyusut sekitar 3 m (pengamatan di satu titik lokasi). Fenomena ini memberikan sinyal kuat betapa seriusnya masalah kerusakan lingkungan di sekitar kawasan Danau Toba.

Selain menyusut, kualitas air Danau Toba juga semakin menurun. Airnya jorok dan bau. Penurunan kualitas disebabkan oleh dua faktor. Pertama, pertumbuhan jumlah keramba secara masif. Kedua, warga buang sampah sembarangan ke danau toba.

Kualitas air danau toba dapat ditingkatkan dengan menghentikan aktivitas keramba dalam skala masif, menghimbau warga tidak membuang sampah sembarangan dan melakukan penegakan hukum terhadap warga yang buang sampah sembarangan dan perusahaan yang bergerak dalam akivitas keramba dalam skala masif.

Kualitas air Danau Toba harus tetap dijaga dan dimonitor supaya memenuhi standar sehat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengukur kualitas air secara real time. Untuk itu perlu dibangun alat monitoring yang dilengkapi dengan sensor untuk mengukur tingkat keasaman, kekeruhan, temperatur, dan ketinggian air danau toba. Alat ini disebar di sejumlah lokasi yang representatif dan harus terintegrasi dengan GSM supaya kualitas air danau toba dapat di pantau secara real time melalui internet dan dapat diakses oleh publik.

Promosi dan Akses

Selain meningkatkan kualitas air, promosi destinasi wisata Danau Toba harus dilakukan secara besar-besaran. Bentuk-bentuk promosi antara lain: mengundang artis top dunia; membuat film dan video yang mengambil lokasi di sekitar kawasan danau toba; sering mengikuti pameran pariwisata di Eropa, Amerika dan Asia; melakukan event pesta Danau Toba yang lebih menarik, membuat lomba foto tempat wisata danau toba; mengajak para pengunjung mempromosikan danau toba melalui media sosial Facebook, Instagram, dan Twitter.

Di era digital sekarang, promosi dapat juga dilakukan melalui internet. Semua informasi yang terkait dengan pariwisata danau toba harus terpublikasi secara akurat, seperti tarif hotel, transportasi, cendera mata, kuliner, sewa kendaraan, desa wisata, dan fasilitas rekreasi.

Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, jarak tempuh ideal dari bandara terdekat ke tempat wisata paling lama 2 jam. Berdasarkan kriteria tersebut, Bandara Silangit menjadi pilihan karena jarak tempuhnya hanya sekitar 2 jam ke kawasan danau toba. Untuk itu, runway Bandara Silangit perlu diperpanjang sampai 2.500 m dan dilengkapi dengan alat safety supaya bandara tersebut dapat disinggahi pesawat berbadan lebar seperti Airbus 320 atau Boeing 737-800. Selain runway diperpanjang, Bandara Silangit harus dapat diakses dari bandara domestik dan luarnegeri.

Untuk menambah pesona wisata Danau Toba, sebaiknya dibuatkan simulasi komputer sejarah terbentuknya Danau Toba. Dalam simulasi ditampilkan dahsyatnya ledakan gunung api purba dan dampaknya terhadap bumi. Simulasi tersebut di link ke Website Danau Toba, youtube, di presentasikan pada layar lebar LED di Bandara Soekarno Hatta, dan Bandara Kuala Namu.

Kahadiran Badan Otoritas Pariwisata Kawasan Danau harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperbaiki lingkungan Kawasan Danau Toba, menghargai dan mempertahankan budaya Batak, menertibkan peredaran narkoba dan judi, dan mempertahankan kepemilikan tanah adat.

(Penulis: Dosen Teknik Sipil UKI, Alumni ITB dan Uni. Karlsruhe, Pendiri Toba Borneo Institut)

 

CATEGORIES
TAGS