Pelabuhan Palembang Didukung “Container Crane”

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

ilustrasi

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Untuk mendukung kegiatan Bongkar/Muat (B/M) petikemas, IPC Pelabuhan Palembang sudah didukung oleh dua container crane. Begitu dikemukakan General Manager Pelabuhan Palembang, Tony Hajar, minggu lalu.

Pelabuhan Cabang Palembang juga didukung oleh dua alat B/M barang berupa container crane di samping memiliki empat unit RMGC, empat unit jib crane, 16 unit forklift, satu unit side loader, satu unit reach stacker, sembilan unit head truck, 12 unit chasis ditambah dengan empat unit kapal pandu, tiga unit kapal tunda dan tongkang air dua unit.

Pelabuhan Palembang terletak di Sungai Musi, Sumatera Selatan. Jarak dari hulu ke muara sekitar 55 mil atau 101 km, maka diperlukan waktu tempuh antara delapan dan sembilan jam. Menurut Tony Hajar, pelabuhan yang berlokasi di Boom Baru, dulu kegiatan pelabuhan berlangsung agak ke hulu, yaitu di Sungai Tangga Buntung (situs Kerajaan Sriwijaya).

Kemudian, pada tahun 1821 kegiatan pelabuhan dipindahkan ke Boom Jati di depan Benteng. Pada tahun 1914, kegiatan pelabuhan dipindahkan ke hilir, atau yang disebut dengan Gudang Garam. Barulah pada tahun 1924 kegiatan pelabuhan dipindahkan ke Boom Baru sampai sekarang ini.

Pengukuhan wilayah pelabuhan Palembang di Boom Baru ini, menurut Tony, ditetapkan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 1924, dalam Staatblad No. 545 tahun 1024. Dalam perkembangannya, beberapa instansi mengelola Pelabuhan Palembang ini.

Beberapa instansi yang dimaksud, di antaranya Pemerintah Belanda, Pemerintah Jepang, Pemerintah Masa Peralihan, ALRI, Haven Meester, Syahbandar, Jawatan Pelabuhan, Pengusaha Pelabuhan, Badan Pengusahaan Pelabuhan, Perum Pelabuhan II, dan PT Pelabuhan Indonesia II.

“Daerah lingkungan kerja darat Pelabuhan Cabang Palembang terdiri atas Pelabuhan Boom Baru seluas 24 hektare dan memiliki kedalaman kolam -9 sampai dengan -12 meter LWS. Di Sungai Lais sebagai pelabuhan perahu layar, didukung dengan luas 299 hektare dengan kedalaman -3 s.d -5 meter LWS,” katanya.

Pelabuhan Palembang berada di atas tanah seluas 24 hektare, Pelabuhan Boom Baru memiliki gudang tertutup 11.345 m2, Lapangan Konvensional 6.413 m2, lapangan petikemas 47.199 m2, dermaga konvensional 473 m, dermaga petikemas 266 m, dermaga kapal cepat 27 m. Kemudian, dolpin 12 unit 7,8 m, kolam konvensional -6 s.d -7 M LWS, kolam petikemas -9 s.d -9,2 M LWS, dan kolam dolpin -4 s.d -5 M LWS.

“Untuk di Sungai Lais, kami memiliki gudang terbuka seluas 230 m2, lapangan penumpukan 16.700 m2, dermaga sepanjang 280 m, dan kedalaman kolam -1 s.d -3 m LWS,” kata Tony Hajar.

“Terkait dengan keberadaan CC di Pelabuhan Cabang Palembang ini, rencananya pada tahun 2013 atau paling lambat pada awal 2014, akan datang satu unit CC. Satu unit CC yang lama akan direlokasi ke pelabuhan lain. Dengan demikian, Pelabuhan Palembang tetap didukung dengan 2 unit CC,” katanya.

Pelayanan Satu Atap

Sehubungan dengan fasilitas pelayanan, Manajemen Pelabuhan Cabang Palembang sudah didukung Pusat Pelayanan Satu Atap (PPSA). Jadi, kata Tony Hajar, untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa kepelabuhanan berhubungan dokumen, maka pihaknya telah membangun pelayanan satu atap. Di PPSA ini juga ada bank.

“Bagi pengguna jasa disediakan help desk, untuk memonitor proses dokumen untuk kegiatan kedatangan/ keberangkatan kapal, termasuk informasi petikemas,” katanya.

Kemudian, Manajemen Pelabuhan Cabang Palembang telah menerapkan implementasi Internasional Ship and Port Facility Security (ISPS) Code. ISPS Code, adalah standar keamanan internasional bagi pelabuhan yang sesuai dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh pihak terkait.

“Fasilitas yang dimaksud di antaranya terkait dengan pengadaan CCTV sebanyak 19 unit, sejumlah perangkat radio komunikasi, dan membangun restricted area di dermaga dan lapangan petikemas,” kata Tony. (darussalam kadis)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS