Pemain Furniture Rotan, Jangan Cakar-cakaran

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Pendidikan vokasi politeknik industri furniture akan segera dibangun. Selain itu, pemerintah juga akan segera pula memberi bantuan keringanan pembiayaan investasi dalam rangka revitalisasi mesin dan peralatan idustri rotan.

Hal itu diutarakan Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, Kementerian Perindustrian, Edy Sutopo kepada wartawan di ruang kerjanya kemarin.

Pendidikan vokasi tersebut kata Edy dipandang sangat perlu untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dengan negara lain karena industri barang jadi rotan dan kayu Indonesia sangat membutuhkan nilai artistik yang tinggi.

Diakui oleh Edy bahwa sejatinya, peluang pasar furniture Indonesia di pasar dunia, sangat luas. Khusus untuk mengisi pasar China saja, nilainya sekitar US$ 80 miliar setiap tahun, belum lagi negara lain.

Kata Edy, Indonesia tidak perlu muluk-muluk, sepuluh persen saja pasar China dilayani Indonesia, kita sudah meraih transaksi US$ 8 miliar setiap tahun. Tapi bagaimana cara meraihnya ? Tidak cukup hanya teriak-teriak, tapi harus serius menggarapnya, khususnya para pelaku bisnis rotan dan produk furniture.

Memperbaiki Etika

Edy Sutopo mengatakan agar para pelaku bisnis furniture dalam negeri saling merendahkan diri dan memperbaiki etika, jangan ada diantara mereka yang merasa lebih berperan dan lebih hebat.

Kalau mau jujur, lanjut Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan itu, pemerintah sudah memberikan segalanya kepada sektor furniture. Sebut saja misalnya larangan ekspor bahan baku rotan, sudah diterbitkan. Demikian juga insentif perpajakan, fasilitasi pameran, fasilitas bantuan ekspor via pembiayaan ekspor Indonesia.

‘’Dan banyak lagi fasilitas yang sudah dberikan pemerintah kepada para pelaku industri rotan dan furniture,’’ jelasnya.

Lalu kenapa nilai ekspornya masih di bawah negara lain?”. Menjawab petrtanyaan ini, Edy Sutopo dengan tegas mengatakan, masalahnya ada d pihak pelaku bisnisnya. ’’Ini yang harus segera dibenahi, sebab kalau pemerintah sudah all out membela mereka,’’ katanya menambahkan bahwa kalau mau tampil sebagai pemain dunia, pelaku bisnisnya harus kompak, jangan cakar-cakaran.

Sebagai catatan, nilai ekspor furniture Indonesia tahun 2016 masih senilai US$ 1,6 miliar sementara Vietnam sudah mencapai US$ 7 miliar dan Malaysia senilai US$ 2,5 miliar, padahal Indonesia adalah negara penghasil rotan terbesar di dunia. Sebanyak 85 persen rotan yang ada di dunia adalah rotan asal Indonesia. (sabar)

 

 

 

 

 

 

 

CATEGORIES
TAGS