Pemanasan Global Ancam Objek Wisata Pangandaran

Loading

Laporan: Mamay

Pantai Pangandaran

CIAMIS, (Tubas) – Objek wisata Pangandaran berpotensi terkena dampak pemanasan global, seperti suhu air laut meningkat, kerusakan terumbu karang, luas daratan berkurang atau ekosistem laut mengalami kepunahan. Gejala seperti itu terjadi di Thailand dan Miyanmar, sehingga beberapa tempat wisata disana ditutup.

Demikian Direktur Eksekutif Indekon, Ari Suhari, dalam ekspos pengembangan wisata berkelanjutan bertajuk “Energy Effeciency for Sustainable Tourism in Pangandaran Indonesia” di Hotel Pantai Indah Pangandaran, pekan silam.

Hadir pada kesempatan itu, Kepala Bappeda Ciamis Tiwa Sukrianto, Kadisbudpar Ciamis H. Cu Herman, Ketua Presidium Pembentukkan Kabupaten Pangandaran Supratman, B.Sc. dan sejumlah tamu undangan lainnya.

Menurut Ari; gejala-gejala terjadinya pemanasan global, dirasakan sekarang udara panas setiap hari. Penyababnya, akibat “Efek Rumah Kaca”, yaitu terperangkapnya udara panas dari radiasi matahari yang tertahan oleh lapisan “Gas Rumah Kaca” yang seharusnya dipantulkan kem¬bali ke ruang angkasa.

“Aktivitas manusia di bidang transportasi, energi listrik, peternakan, sampah, kebakaran menyumbang 90 persen penumpukan “Gas Rumah Kaca” di atmosfir bumi. Akibatnya bagi kawasan wisata bahari seperti Pangandaran, bisa mengakibatkan suhu air laut meningkat, terumbu karang mengalami kerusakan,luas daratan berkurang, atau biota laut mengalami kepunahan,” papar Ari.

Ketua Presidium Pangandaran yang juga anggota Local Working Group, (LWG), H. Supratman, B.Sc., mengatakan, untuk mencegah dampak pemanasan global bagi kepariwisataan Pangandaran, pihak terkait seyogyanya menjaga/merehabilitasi ekosistem laut seperti tanaman mangrove, transplantasi terumbu karang dan biota laut lainnya.

Selain itu, untuk mengurangi penggunaan transportasi, energi listrik, wisata Pangandaran harus dikemas ke arah pengembangan wisata ramah lingkungan.

“Sekarang saatnya kita mengembangkan wisata ramah lingkungan, seperti wisata bersepeda bagi wisatawan yang ingin mengunjungi tempat wisata di sekitar Pangandaran. Selain itu, penyediaan energi bagi sejumlah hotel di Pangandaran harus diarahkan untuk menggunakan sumber daya alam yang tersedia, sperti energi listrik dari air terjun, atau memasak menggunakan bio gas dari limbah padat sejumlah hotel,” papar Supratman.

Ketua Bappeda Ciamis, H. Tiwa Sukrianto, menambah¬kan, mengembangkan wisata Pangandaran yang berbasis ramah lingkungan, diperlu¬kan gerakan menyeluruh oleh tiap komponen yang terlibat dengan bidang kepariwisataan. ***

TAGS