Pengembangan IKM Melalui Pendidikan Vokasi Fokus Kebijakan Kemenperin

Loading

1.jpg2

BDI SURABAYA – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto didampingi Kepala Balai Diklat Industri (BDI) Surabaya Yulius Sardjono Eddy, memberikan motivasi dan arahan kepada perserta diklat garmen di BDI Surabaya, 4 Agustus 2016.-tubasmedia.com/ist

 

SURABAYA, (tubasmedia.com) – Pembangunan sumber daya manusia (SDM) Industri dilakukan untuk menghasilkan SDM yang kompeten di bidang Industri dengan memperhatikan penyebaran dan pemerataan ketersediaan SDM untuk setiap wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

Hal tersebut tertuang dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian yang merupakan landasan bagi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk mendorong terciptanya tenaga kerja industri yang terampil serta menumbuhkan wirausaha industri kecil yang mandiri dan berdaya saing.

Untuk mewujudkannya, Kemenperin menyelenggarakan pendidikan SDM industri melalui pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi, pelatihan industri berbasis kompetensi, serta pemagangan industri dan sertifikat kompetensi.

Dalam kunjungannya meninjau Balai Diklat Industri Surabaya yang merupakan salah satu fasilitas milik Kemenperin pada Kamis – 4 Agustus 2016, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menegaskan  pengembangan sektor industri kecil dan menengah (IKM) melalui pendidikan vokasi merupakan salah satu fokus kebijakan yang dijalankan Kemenperin.

“Melalui pendidikan vokasi dan pelatihan industri, Kementerian Perindustrian memfasilitasi peningkatan kemampuan praktikal tenaga kerja industri yang juga akan bermanfaat ketika mereka memutuskan untuk berwirausaha,” papar Menperin.

Kemenperin memiliki delapan Balai Diklat Industri (BDI) yang tersebar di Sumatera, Jawa, Bali dan Sulawesi. BDI berfungsi menjalankan program pelatihan berbasis kompetensi mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), diklat 3 in 1 yang meliputi pelatihan-sertifikasi-penempatan kerja, pelatihan berbasis spesialisasi dan kompetensi untuk pembentukan wirausaha industri kecil dan industri menengah, serta penyelenggaraan inkubator bisnis untuk pembentukan wirausaha industri kecil dan industri menengah.

Balai Diklat Industri Surabaya diarahkan menjadi role model unit pendidikan vokasi dan lembaga pelatihan industri berbasis kompetensi yang link and match dengan industri.

Terkait link and match, Menperin mengharapkan keterlibatan pihak swasta dalam pengembangan pendidikan vokasi di dalam negeri. “Langkah ini juga memberi manfaat bagi industri sendiri karena pengembangan SDM lewat pendidikan vokasi berdampak pada peningkatan daya saing industri manufaktur,” tegas Menperin.

Kepala BDI Surabaya, Yulius Sarjono Eddy menyampaikan fasilitas tersebut memiliki spesialisasi dan spesifikasi di bidang  elektronika, telematika dan tekstil. Hingga Juli 2016, diklat 3 in 1 di bidang garmen telah diikuti oleh 775 peserta, sedangkan di bidang elektronika diikuti 399 peserta. (sabar)

 

TAGS