Penggalian Untuk Utilitas Publik Sangat Menjengkelkan

Loading

Oleh: Anthon P Sinaga

101114-bb1

PENGGALIAN untuk pembangunan utilitas publik yang sering berulang-ulang, terasa sangat menjengkelkan pengguna jalan umum. Antara lain untuk penanaman kabel telepon, kabel listrik, pipa air minum, dan pipa gas, baik sejajar di tepi jalan, maupun yang terkadang memotong jalan.

Pekerjaan pun berlangsung lama dan bekas galian dibiarkan menumpuk atau berserakan. Para pekerja yang umumnya para kuli kasar itu, tampaknya tidak peduli terhadap kesusahan orang lain, karena dirasakan sudah cukup dengan pemasangan papan pengumuman sedang ada proyek perbaikan, penggalian dan lain-lain.

Hal ini sudah lama berlangsung, dan tidak ada upaya mensinkronkan. Alasannya, karena anggaran di masing-masing instansi tidak turun bersamaan, seperti PT Telkom dan PLN misalnya. Sehingga tidak jarang, baru saja jalan digali untuk proyek satu instansi, digali lagi untuk proyek instansi lain.

Anehnya lagi, tampaknya tidak ada koordinasi antarinstansi dalam pemetaan proyek masing-masing, sehingga tidak jarang bisa saling merusak atau kabel terputus, kalau penggalian tidak dilakukan hati-hati. Atau bahkan jalan bisa amblas karena ada kebocoran pipa air minum di bawah jalan, seperti yang terjadi di perempatan Karet, Jakarta Pusat, baru-baru ini. Memang perbaikan jalan akan dilakukan penanggung jawab proyek pipa air minum, tetapi kualitasnya tentu tidak sama dengan yang standar karena bukan ahlinya.

Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengakui, pemasangan utilitas publik di bawah tanah Jakarta kacau balau. “Sejak dulu DKI Jakarta tidak memiliki peta utilitas bawah tanah,” katanya.

Ia menyayangkan pemilik utilitas yang sering menggali sisi jalan dan tak mengembalikan lagi seperti semula. Belum lama galian dibereskan, tempat yang sama digali lagi untuk memasang utilitas yang lain. Pipa dan kabel pun tidak tertanam pada kedalaman yang seharusnya.

1
2
CATEGORIES
TAGS