Perampokan Semakin Brutal

Loading

Oleh: Anthon P.Sinaga

Ilustrasi

DALAM situasi perekonomian yang semakin sulit akhir-akhir ini, rupanya aksi perampokan juga semakin brutal. Perampok tidak segan mencabut nyawa korban demi memperoleh sasaran yang dituju. Untuk itulah diperlukan kewaspadaan masyarakat yang semakin tinggi, terutama bila membawa uang banyak agar mengusahakan pengawalan polisi. Memang banyak keengganan masyarakat untuk meminta bantuan polisi, walaupun disebut-sebut pelayanan gratis.

Tetapi ketimbang tangan ditebas perampok, seperti yang dialami pengusaha besi tua dari Bekasi, baru-baru ini, tidak apalah sedikit repot untuk meminta bantuan kepada petugas. Seorang pengusaha limbah besi tua, Harwanto (58) hari Senin (30/7) lalu, pukul 09.15 wib dirampok ketika naik sepeda motor membawa uang Rp300 juta dalam tas hendak membeli besi tua (scrab) dari PT Union Jaya Steel di Jalan Raya Kalimalang Selatan, Bekasi.

Empat orang perampok yang berboncengan di dua sepeda motor bersenjata golok, langsung memepet dan menyerang korban dengan golok serta merampas tas berisi uang, hanya berjarak 100-200 meter menjelang tujuan, PT Uunion Jaya Steel. Perampok kabur dan korban terkapar luka parah di jalan sebelum dibawa ke Rumah Sakit Medirosa Cikarang Barat. Petugas Polsek Cikarang Selatan belum berhasil mengidentifikasi pelaku, karena korban masih dirawat intensif.

Menurut catatan kriminlitas kepolisian di Bekasi, dalam sebulan terakhir ini ada empat kasus perampokan dengan korban membawa tas berisi uang lebih dari Rp100 juta. Ada yang dirampok karena membawa uang hasil penjualan bahan bakar minyak yang akan disetorkan ke bank, dan ada juga yang dirampok seusai mengambil uang tunai dari bank. Masyarakat hendaknya hati-hati, jaringan penjahat gentayangan di mana-mana. Sehingga kalau tidak sempat meminta bantuan pengawalan petugas, hendaknya dikembangkan instink kecurigaan terhadap gerak gerik seseorang atau kompolotan penjahat di sekeliling kita.

Gasak Pegadaian

Tiga hari sebelumnya, Kantor Pegadaian di Jalan Suci No 12, Ciracas, Jakarta Timur, juga menjadi korban kejahatan. Penjahat bersenjata api menyergap dan menembak petugas pengamanan di sana, lalu menggasak harta dari pegadaian tersebut. Perampokan di siang bolong pukul 10.15 wib tersebut, menggasak perhiasan emas logam mulia dan uang tunai yang ada di brankas. Kerugian dari perampokan yang terjadi 27 Juli siang itu, seluruhnya bernilai sekitar Rp500 juta.

Padahal, pegadaian saat ini tengah sibuk-sibuknya melayanai para nasabah, baik yang menggadaikan barang untuk keperluan masuk sekolah atau kebutuhan lainnya sehari-hari yang mendesak, maupun yang menebus barang perhiasan gadaian untuk dipakai menjelang Lebaran nanti. Sehingga, selain kantor pegadaian, nasabah pegadaian juga tidak mustahil menjadi korban perampokan yang semakin brutal akhir-akhir ini. Untuk itu, masyarakat perlu berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan yang ekstra tinggi.

Sehari sebelumnya, komplotan perampok berpistol juga beraksi di Jalan Cawang Baru, Jatinegara, Jakarta Timur. Hal itu terjadi malam hari sekitar pukul 21.00 wib, Nisa (28), warga Jatinegara yang melintas di jalan itu tidak berdaya ketika ditodong dengan pistol dan terpaksa menyerahkan sepeda motornya untuk dibawa kabur oleh komplotan penjahat tersebut.

Pada hari yang sama, polisi memang berhasil membekuk lima perampok nasabah bank di kawasan Klender, Jakarta Timur, seorang di antaranya penjahat kambuhan (recidivis) yang baru tiga bulan keluar dari penjara Karawang, Jawa Barat. Penjahat kambvuhan ini terpaksa ditembak mati oleh polisi karena berusaha kabur, ketika dibawa untuk menunjukkan tempat persembunyian kawan-kawannya.

Korban perampokan mereka, adalah bendahara PT Hankuk Color Industri, perusahan ban mobil, yang dirampok setelah mencairkan dana Rp180 juta dari sebuah bank, beberapa hari sebelumnya. Uang itu sedianya untuk membayar gaji karyawan. Ia dirampok di Jalan Jababeka Raya, Cikarang, Bekasi, ketika hendak pulang ke kantornya.

Kejahatan perampokan mnenjelang Lebaran ini semakin merebak, oleh karena itu masyarakat Jabodetabek harus meningkatkan kewaspadaan. Dulu waktu masa kampanye, hanya Alex Nurdin dan Nono Sampono yang menyatakan akan menjamin keamanan Jakarta setelah tiga bulan terpilih jadi Gubernur DKI Jakarta. Pasangan ini ternyata kalah, berarti Jakarta masih galau. Masyarakatlah yang harus menjaga keamanannya sendiri. ***

CATEGORIES
TAGS
OLDER POST

COMMENTS