Rantai Nilai Kebijakan

Loading

Oleh: Fauzi Azis

Ilustrasi

SEUTAS rantai sebagaimana kita ketahui terdiri dari sekian banyak mata rantai. Satu mata rantai jika dia sendirian nayris tidak memiliki nilai guna apa-apa. Tetapi bila sejumlah mata-mata rantai diuntai dalam satu ikatan panjang dan saling mengikat satu sama lain dan bersambungan, maka rantai itu menjadi punya nilai guna.

Pada sebuah sepeda, rantai fungsinya sangat fital karena tanpa rantai, sepeda tidak bisa dikayuh. Jadi, dia adalah sumber penggerak. Ikatannya makin berkualitas dan makin kuat, tentu akan memberikan kepercayaan diri yang tinggi bagi si pengendara sepeda untuk mempercepat kayuhan sepedanya mencapai kecepatan yang dikendakinya tanpa ada keraguan sedikitpun bahwa rantainya bisa rontok dan tercerai-berai sehingga masing-masing mata rantai lepas dari ikatannya. Jika itu yang terjadi, mandeglah sepeda itu dan bisanya hanya dituntun sambil jalan.

Ukuran, spesifikasi bahan dan cara pengerjaannya yang berkualitas serta penggunaan yang juga sudah disesuakan peruntukannya, tentu akan menghasilkan keamananan dan kenyamanan bagi yang memanfaatkannya sesuai fungsi dan kegunaannya.

Analog dengan konsep rantai itu, maka konsep rantai, nilai seharusnya juga bisa diterapkan dalam perumusan kebijakan publik maupun kebijakan privat, misalnya dalam dunia bisnis. Tujuan dan manfaatnya adalah agar daya ungkit transformasi yang dikendaki oleh model pendekatan rantai, nilai kebijakan tersebut menghasilkan output kebijakan yang berkualitas baik dan bisa menghasilkan outcome dan dampak yang optimal bagi perubahan keadaan yang dikehendaki.

Contoh, sebuah kebijakan industri yang dibuat oleh Kementrian Perindustrian, sebagus apapun perumusannya, dia hanya akan mampu menghasilkan pertumbuhan industri dan ekonomi, saat dia bisa dirajut dan diuntai dengan kebijakan lain. Misalnya kebijakan SDM dan teknologi, kebijakan investasi dan perdagangan, kebijakan infrastruktur dan kebijakan moneter dan fiskal dalam satu ikatan yang kuat.

Tanpa diuntai dalam satu sistem rantai nilai kebijakan, mustahil industri akan bisa berhasil sebagai motor penggerak ekonomi. Hadirnya undang-undang tentang perindustrian tidak serta merta dapat menjamin bahwa pembangunan industri di Indonesia akan berjalan dengan baik.

Pasalnya UU tersebut selain hanya mengatur seputar bagaimana berindustri di negeri secara hukum, UU ini juga perlu sinergi dan harmonis dengan sistem perundang-undangan yang lain agar para penggiat dan investornya mendapatkan jaminan kepastian hukum untuk melakukan pengembangan industri di Indonesia.

Secara esensial, konsep rantai nilai kebijakan harus bisa diterapkan. Pra syarat yang harus dipenuhi adalah para pengelolanya harus memiliki kapasitas leadership dan managerial yang tinggi sebagai para perumus kebijakan yang cerdas dan bijaksana. Konsep rantai nilai adalah konsep idial yang hanya bisa diterapkan jika skill leadership dan skill managerialnya kuat.

Di lapangan segala bentuk arogansi yang bersumber karena pertimbangan adanya faktor diskresi dan kekuasaan harus bisa disadarkan bahwa itu penting tapi bisa menjadi penghambat dalam mewujudkan sistem rantai nilai kebijakan.

Kelemahan kita selama ini ada di situ dan sangat tidak lucu jika kita selalu mengulangi kesalahan yang sama berulangkali tetapi semuanya ingin mendapatkan nilai lebih dari setiap langkah kebijakan yang ditetapkan. Semangat dari konsep rantai nilai kebijakan mengandung makna pula agar setiap kebijakan yang lahir menghasilkan efisiensi karena sehingga segala bentuk distorsi dapat dihilangkan.

Gagal menerapkan konsep rantai nilai kebijakan pasti akan melahirkan high cost economy dan ini kita rasakan sampai sekarang. Oleh sebab itu, ke depan national policy mainstream di bidang ekonomi maupun di bidang yang lain, harus dibangun dengan pendekatan konsep rantai nilai kebijakan.

Tahun 2015, rumpun bangsa Asean akan memulai kiprahnya dengan menerapkan sistem perdagangan bebas Asean. Apec juga mengambil inisiasi untuk mengakselerasi perdagangan barang yang based on eco friendly. Semuanya akan sarat dengan soal interest masing-masing negara dan karena interestnya kuat, maka negara bersangkutan pasti akan membangun national policy-nya dengan kualitas yang baik.

Bangsa ini akan bisa mengambil manfaat yang optimal jika salah satunya Indonesia berhasil mengembangkan sistem rantai nilai kebijakan ekonomi yang kuat untuk membangun daya saingnya.***

CATEGORIES
TAGS