Rayakan HUT Ke-70 RI, Menperin Beri Tanda Kehormatan dan Canangkan Beli Tomat Lokal

Loading

Menteri Perindustrian Saleh Husin bertindak sebagai Inspektur Upacara pada Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke-70 Republik Indonesia di Kementerian Peirndustrian, Jakarta, 17 Agustus 2015

UPACARA – Menteri Perindustrian Saleh Husin bertindak sebagai Inspektur Upacara pada Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke-70 Republik Indonesia di Kementerian Peirndustrian, Jakarta, 17 Agustus 2015 (tubasmedia.com/istimewa)

JAKARTA, (tubamedia.com) – Dalam upacara peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-70 Republik Indonesia, Menteri Perindustrian Saleh Husin memberikan penghargaan kepada pegawai dan unit kerja di lingkungan Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (17/8).

Penghargaan tersebut diantaranya adalah tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya, yang disematkan langsung oleh Menperin selaku inspektur upacara kepada 3 pegawai secara simbolis, yang telah mengabdi selama 10, 20, dan 30 tahun.

Secara total, penerima tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya pada tahun ini sebanyak 608 pegawai, terdiri dari 288 pegawai dengan masa kerja 30 tahun, 85 pegawai dengan masa kerja 20 tahun, dan 235 pegawai dengan masa kerja 10 tahun.

Selanjutnya, Menperin juga memberikan penghargaan kepada 9 orang sebagai Pegawai Teladan serta unit-unit kerja yang memiliki prestasi terbaik dalam penilaian kinerja, laporan keuangan, pengelolaan kearsipan, keterbukaan informasi publik, dan penerapan budaya kerja 5K.

“Saya meminta kepada jajaran pimpinan dan staf Kementerian Perindustrian agar senantiasa meningkatkan kinerjanya secara optimal sehingga mampu menjadi pelayan publik yang kompeten dalam pembinaan dan pengembangan industri nasional,” ujarnya.

Terlebih lagi dalam waktu dekat, Indonesia akan menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir tahun 2015, dimana Kementerian Perindustrian terus mendorong sektor industri nasional agar mampu bersaing dengan industri-industri negara ASEAN lainnya.

“Untuk menghadapi MEA tersebut, tidak hanya pelaku industri yang dituntut harus siap dalam berkompetisi, melainkan juga aparatur Kementerian Perindustrian harus dapat menunjukkan kinerja yang baik dalam pengembangan industri nasional,” tegas Menperin.

Beberapa prestasi Kemenperin yang membanggakan dalam Capaian Kinerja Kelembagaan, antara lain: (1) Mempertahankan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK atas audit Laporan Keuangan tahun 2014, yang telah diraih secara berturut-turut selama 7 (tujuh) tahun sejak tahun 2008; (2) Meraih penghargaan Badan Kepegawaian Negara (BKN) Award 2015 Terbaik 1 dalam kategori Implementasi Penilaian Kinerja Kementerian/Lembaga Pemerintah Non-Kementerian.

(3) Penghargaan “E-Transparency Award 2014” sebagai Ranking 4 (Empat) dari 10 pemenang utama situs Kementerian/Lembaga (K/L) terbaik yang diikuti oleh 47 K/L; (4) Penghargaan peringkat kedua dari 10 Badan Publik Pemerintahan terbaik dalam pelaksanaan UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; dan (5) Penghargaan sebagai Kementerian Terbaik dalam Pemeringkatan e-Government Indonesia (PeGI) tingkat Kementerian.

Sementara itu, mengenai kinerja industri nasional, pertumbuhan industri non-migas pada periode triwulan II tahun 2015 mampu mencapai 5,27% atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi sekitar 4,67% pada periode yang sama.

Cabang-cabang industri yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada triwulan II tahun 2015 antara lain: Industri Barang Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik, dan Peralatan Listrik sebesar 8,91%; Industri Makanan dan Minuman sebesar 8,46%; Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional sebesar 7,78%, Industri Logam Dasar sebesar 7,54%; Industri Furnitur sebesar 6,55%, serta Industri Barang Galian bukan Logam sebesar 6,18%.

“Saya juga meminta kepada dunia usaha untuk terus membangun sinergi dengan pemerintah dalam upaya mengakselerasi pertumbuhan industri agar menjadikan Indonesia sebagai negara industri tangguh,” tegas Menperin.

Pencanangan Beli Tomat Lokal

Pada kesempatan yang sama, Menperin juga mencanangkan beli tomat lokal kepada pejabat dan karyawan Kemenperin. Sebanyak 2 ton tomat segar dijual langsung oleh petani di lobi Kemenperin. Inisiasi ini sebagai bentuk kepedulian terhadap petani tomat yang sedang mengalami kerugian karena harga jual yang anjlok hingga Rp200 per kilogram.

Harga tomat dalam penjualan langsung tersebut berkisar antara Rp 4.000 – 5.000 per kilogram, disesuaikan dengan harga tomat yang berlaku di pasar-pasar induk. “Saya mengharapkan, kegiatan bazaar tomat ini dapat segera menstabilkan harga tomat sehingga membantu kesejahteraan para petaninya,” kata Menperin. Kegiatan ini juga dilakukan di Kementerian Perdagangan dan Kementerian Kesehatan.

Di samping itu, Pemerintah melalui beberapa kementerian terkait juga sudah berkoordinasi dalam rangka mengambil langkah-langkah strategis untuk membantu petani agar harga tomat dapat membaik kembali. Langkah jangka panjang yang telah ditentukan adalah meminta industri makanan dan minuman untuk melakukan komitmen kerjasama dengan membeli tomat dari petani.

Upaya ini telah masuk pada tahap pembahasan oleh Kementerian Perdagangan bersama industri seperti ABC, Wings dan Indofood. Perusahaan-perusahaan tersebut akan membeli tomat dalam bentuk pasta untuk substitusi bahan baku pasta tomat yang selama ini diimpor. Langkah ini juga akan mengembangkan industri pengolahan bahan baku yang dapat menghasilkan pasta.

Selain itu, untuk menaikkan harga tomat dalam waktu dekat, akan dilakukan penjualan tomat secara langsung dalam bentuk bazaar. Dukungan dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), juga akan dilakukan dengan penjualan tomat di halaman supermarket atau hipermarket oleh para petani. Selanjutnya, Pemerintah juga memfasilitasi penjualan tomat oleh petani secara langsung di 12 kantor kementerian. (ril/sabar)

CATEGORIES
TAGS