See and Do

Loading

Oleh: Fauzi Azis

Ilustrasi

Ilustrasi

LIHAT dan kerjakan”, itulah makna populer dari kata see and do jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Istilah ini barangkali untuk menangkal istilah yang selama ini kita kenal dengan wait and see yang dinilai tidak lagi memiliki spirit untuk merespon dengan cepat terhadap situasi dan kondisi yang selalu berubah secara dinamis dan cepat.

Sepertinya istilah wait and see mengandung karakter kehati-hatian, gamang dan ragu bahkan lamban. Lain halnya dengan istilah see and do yang terkesan garang, reaksinya cepat untuk merespon setiap perubahan yang terjadi di depan mata, tapi tidak bersifat spekulatif dan tetap penuh perhitungan.

Dalam dunia yang semakin terbuka dan informasi dapat diakses dari mana pun selama 24 jam akibat kemajuan di bidang teknologi informasi, mengambil keputusan apakah itu pemerintah maupun bisnis, akan lebih tepat dan cepat kalau paradigma proses berfikir dan bertindaknya menganut rezim see and do.

Kalau tidak, pasti terlambat. Peluang dan kesempatan menjadi sirna. Momentumnya lewat begitu saja, padahal kesempatan dan peluang jarang terjadi dua kali. Ini barangkali ajaran yang terkandung dalam falsafah see and do. Negeri ini katanya sekarang bak gadis cantik menawan yang selalu dilirik oleh para pengagumnya di seluruh belahan dunia. Artinya, Indonesia menjadi menarik di mata para investor global untuk menanamkan modalnya karena dipandang dapat memberikan imbal hasil yang lebih menjanjikan dibanding negara lain.

Ini berarti kesempatan dan peluang emas yang harus diraih untuk dapat memberikan sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi negara kita dan hampir pasti peluang ini adalah momentum yang baik untuk memperbaiki kinerja pertumbuhan ekonomi nasional.

See and do harus dijadikan sebagai mainstream baru dalam mengelola perekonomian nasional saat ini dan di waktu-waktu mendatang. Sebagai pejabat publik atau sebagai pebisnis lokal, harus rela menanggalkan baju lamanya yang bercorak wait and see dan menggantikannya dengan baju dengan corak baru, yaitu see and do dalam cara berfikir dan bertindak.

Sikap lamban, ragu dan gamang bahkan takut salah dalam proses pengambilan kebijakan strategis dalam birokrasi pemerintahan dan bisnis, harus ditinggalkan kalau kita tidak mau disebut senang menumpuk-numpuk permasalahan dan problem yang dihadapi negara dan bangsa dalam membangun perekonomian.

Kita hentikan caci maki di antara kita, jauhkan sikap permusuhan, mari bersama-sama kita lakukan rekonsiliasi nasional dan konsolidasi nasional, membangun bangsa dan negara dengan sikap dan cara pandang yang sama, yaitu see and do untuk mengatasi setahap demi setahap berbagai masalah yang sedang kita hadapi.

Jangan tunda-tunda lagi, kita adalah negara kaya, beradab dan bukan bangsa yang biadab. Kita semua adalah bagian dari solusi, bukan bagian dari persoalan (masa lalu maupun saat sekarang). Holopis kuntul baris, rawe-rawe rantas kita bangun negeri ini dengan sikap yang benar, cara bertindak yang berkemanusiaan dan berkeadilan sosial. Musyawarah mufakat adalah forum yang paling cocok dan pas bagi ukuran bangsa ini untuk mengatasi berbagai persoalan yang menghadang kehidupan ini.

See and do harus kita jadikan motor penggeraknya dari lapisan paling bawah, baik di pusat maupun daerah. Rasanya kita semua sudah sangat lelah menyaksikan di berbagai media cetak dan elektronik tontonan debat publik yang tidak memiliki nilai tuntunan agar kita dapat keluar dari persoalan yang dihadapi bangsa ini.

Kita semua terus menunggu dan menunggu dengan harap-harap cemas penuh kesabaran, kapan kiranya kemakmuran di seluruh negeri ini terjadi dan benar-benar terjadi sehingga harga diri sebagai bangsa ini, ratingnya meningkat, kualitas kehidupannya makin bertambah baik dan rasa saling menghormati dan menghargai di antara sesama warga bangsa bertambah baik.

Jadi, mari kita lakukan bersama-sama dengan semangat yang sama membangun masa depan Indonesia agar menjadi lebih baik. Sikap yang paling tepat dan bijak adalah tidak wait and see, tapi adalah see and do. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS