Survey Neraca Garam Harus Dilakukan Secara Harmonis

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Semua stake holder dan semua pemangku kepentingan akan garam di negeri ini, sebaiknya duduk bersama sebelum melakukan survey terhadap neraca garam. Duduk bersama ini amat perlu agar hasil survey yang diumumkan kepada masyarakat tidak simpang siur, tapi harmonis.

Hal itu dikatakan Dikatakan Direktur Pangan, Barang dari Kayu dan Furnitur, Ditjen Industri Kecil dan Menengah, Sudarto kepada wartawan di Jakarta, kemarin.

Menurut Darto, survey neraca garam yang ada saat ini harus diulang kembali karena tidak sesuai dengan fakta di lapangan karena yang disurvey hanya sebatas stok.

‘’Neraca garam amat perlu disurvey kembali, berapa stoknya, bagaimana mutunya, produktivitasnya bagaimana dan berapa banyak sebenarnya kebutuhan garam secara nasional,’’ katanya.

Metodologi survey yang dilakukan BPS saat ini katanya harus dibenahi mulai dari hulu sampai hilir seperti yang sudah dilakukan Kementerian Perindustrian.

Di bagian lain uraiannya dikatakan produksi garam rakyat dengan lahan kurang lebih 25.830 ha tahun 2015 adalah 2.915.461 ton. Dengan jumlah produksi tersebut, mutunya belum memenuhi standar garam bahan baku, baik untuk konsumsi maupun untuk industri.

Pembinaan

Permasalahan utama dari garam rakyat menurut Darto adalah kualitas, kuantitas dan harga. Oleh karena itu perlu dilakukan strategi atau program pembinaan untuk meningkatkan kinerja pegaram melalui penerapan inovasi teknologi dan manajemen produksi, pemasaran serta distribusi.

Hal tersebut menurutnya perlu dilakukan mengingat keterbatasan aksebilitas teknologi, infrastruktur, sarana prasarana serta peningkatan kompetensi SDM pegaraman.

Di bagian lain keterangannya, Darto mengatakan perlu disusun kelayakan usaha garam rakyat di setiap sentra dengan memperhatikan inovasi teknologi, oinfrastruktur, sarana prasarana serta peningkatan kompetensi SDM pegaram dengan program-program yang sudah dikembangkan KKP dan Kementerian Perindustrian.

Menurut Darto, produksi garam rakyat di sentra yang satu dengan yang lain sangat berbeda mutu dan penyerapan ke industrinya. Dia beri contoh, produksi Madura mayoritas diserap perusahaan besar di Surabaya dan Madura sementara sentra di Jawa Tengah dan Jawa Barat, mayoritas diserap oleh IKM.

Berdasarkan data-data tersebut, kata Darto survey terhadap neraca garam harus dilakukan secara harmonis dan jangan sepihak. (sabar)

 

CATEGORIES
TAGS