Target Terminal Indihiliang Rp 1,9 M tak Tercapai

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

TASIKMALAYA, (Tubas) – Sejumlah pedagang di Terminal Indihiang Kota Tasikmalaya mengeluh. Pasalnya hampir 75 persen bus antarkota yang biasa ngetem (berhenti menunggu penumpang) di terminal terbesar di Priangan Timur itu sejak beberapa tahun terakhir ini dengan leluasa mengambil penumpang di luar terminal (terminal bayangan) yang bertebaran di sekitar terminal.

Menjamurnya terminal bayangan di wilayah Kota Tasikmalaya belakangan ini, berimbas negatif terhadap penghasilan pedagang di komplek Terminal Indihiang Tasikmalaya. Terbukti, dari 74 kios yang dibangun dan disediakan untuk pedagang di dalam terminal kini hanya ditempati atau dipergunakan 20 kios saja.

“Kios pedagang yang masih beroperasi selama ini berkisar 40 persen atau 20 kios dari total 74 kios di area Terminal Indihiang Tasikmalaya. Mereka (pedagang) yang meninggalkan kiosnya itu dipicu akibat sepi pembeli,” kata petugas UPTD Terminal Indihiang Tasikmalaya pada Tubas, baru-baru ini.

Sepinya pembeli yang dialami pemilik kios di Terminal Indihiang sekarang, merupakan salah satu efek dari banyaknya kendaraan umum baik angkot, bus atau elf yang tidak masuk terminal, karena penumpang dinaikkan dan diturunkan di terminal bayangan. Dishub terkesan acuh tak acuh saja.

Dengan tidak masuknya kendaraan umum ke terminal, otomatis mempengaruhi penghasilan para pedagang di dalam terminal, otomatis akan berimbas pada PAD (pendapat asli daerah) dari Terminal Indihiang Kota Tasikmalaya.

Munculnya terminal bayangan di berbagai ruas jalan maupun pool bus di berbagai lokasi di Kota Tasikmalaya, bukan hanya merugikan pedagang saja, tapi terminal yang ditarget memasukkan PAD akan terkena imbas buruknya.

“Pihak UPTD Terminal Indihiang, bukan tak menertibkan keberadaan terminal bayangan itu, namun tidak ada dukungan dari pihak instansi lainnya yang ada di Terminal Indihiang,” katanya.

Pedagang di Terminal Indihiang Tasikmalaya, Aan (65) dan Tonah (46) sejak langka bus antarkota masuk terminal dan menjamurnya terminal bayangan penghasilan mereka terus-menerus mengalami tekor.

Asep Burhan, Kepala UPTD Terminal Indihiang kepada Tubas, membenarkan sejak beberapa tahun terakhir ini banyak bus yang biasanya mencari penumpang masuk terminal, kini hanya lansir dan menaikkan penumpang di luar terminal (terminal bayangan). Sejak menjamurnya terminal bayangan di Kota Tasikmalaya, dikhawatirkan target PAD terminal Indihiang tahun 2011 Rp 1,9 miliar tidak tercapai. (hakri/dadang)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS