Tunas Bangsa

Loading

Oleh: Fauzi Azis

Fauzi Azis

Fauzi Azis

SUDAH 66 tahun lamanya kita merdeka. Harapan demi harapan mengalir deras dari sanubari kita agar kemerdekaan ini dapat kita isi dengan berbagai langkah dan tindakan nyata dalam berbagai-bagai dimensi kehidupan. Tujuannya hanya satu, yaitu tercapai kesejahteraan dan kemakmuran. Sejahtera dan makmur yang kita tuju, bukan bersandar kepada capaian kinerja yang bersifat pisik dan yang bernilai kebendaan/material saja.

Lebih dari itu, kesejahteraan dan kemakmuran yang akan kita tuju juga harus bernilai bagi tercerahkannya pikiran-pikiran positif yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, kebersahajaan, keteladanan dan mau membantu sesama dan bekerjasama dalam bidang apapun dalam kehidupan di dunia.

Nilai-nilai tersebut harus menjadi panduan bagi para pengelola kehidupan di dunia agar kehidupan yang sejahtera dan makmur yang akan kita raih, benar-benar mempunyai nilai keberkahan bersama, sekaligus merupakan investasi kita bersama yang imbal hasilnya akan kita raih setelah jangka waktu lama menuju kehidupan yang lebih baik di hari kemudian.

Pendek kata, kesejahteraan dan kemakmuran yang kita akan raih mengandung makna kecukupun materi yang bernilai barokah dan terpenuhinya kecukupan nilai spiritual yang makin membuat kita tidak disandera oleh nilai-nilai kebendaan. Kita tidak tahu kapan kehidupan di dunia akan berkhir, yang pasti akhir kehidupan di dunia ini pasti akan datang. Sisa waktu yang ada harus kita gunakan sebaik-baiknya untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran yang hakiki di dunia dan akhirat. Proklamasi kemerdekaan tahun ini mari kita jadikan momen penting untuk meraih konsep kehidupan yang mendatangkan kesejahteraan dan kemakmuran bersama yang hakiki tersebut.

Para generasi muda dan para tunas bangsa, sudah waktunya dan harus bisa menjadikan dirinya sebagai tokoh pembaharuan dan perubahan di negeri ini dengan visi yang lebih bisa menjawab kebutuhan manusia untuk menjadi paripurna dalam hidupnya di masa depan, baik bersifat material maupun spiritual. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai para tunas bangsa, sudah harus didedikasikan secara tulus dan jujur untuk menghasilkan karya-karya besar di segala bidang kehidupan, yang akan membawa umat manusia meraih kesejahteraan dan kemakmurannya yang paripurna.

Karya-karya besar tersebut sekaligus harus dapat menjadi wahana yang akan mengantarkan hidup manusia itu mulia di sisi Tuhan di samping di sisi kemanusiaan. Tunas-tunas bangsa mulai saat ini harus mempersiapkan diri. Konsep masa depan (yang hanya merupakan sisa waktu sebelum kehidupan di bumi berakhir), sudah sepatutnya muncul mulai sekarang. Kerangka kerjanya tentu harus berbeda dengan yang ada saat ini karena sikon, masalah dan tantangannya juga sudah sangat berubah. Imu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai para tunas bangsa diharamkan untuk dilacurkan dan ditransaksikan untuk tujuan kotor dan sama sekali tidak memiliki apa-apa, apalagi kemuliaan.

Cara kerjanya juga harus berubah agar tujuan yang ingin dicapai benar-benar menghasilkan nilai keberkahan. Sisa waktu yang tersedia jangan pernah dibayangkan masih cukup banyak dan lama (seribu tahun atau lebih). Tidak demikian adanya. Kenapa? Karena yang mengelola waktu hanya Tuhan. Jadi kita tidak boleh berspekulasi tentang waktu ini seolah-olah kita masih dapat hidup seribu tahun lagi. Jadikan waktu yang tersisa ini untuk hal-hal yang bermanfaat bagi kemanusiaan untuk membangun kesejahteraan dan kemakmuran di dunia dan dihari kemudian.

Tinggalkan cara berfikir dan bertindak yang dilakukan oleh generasi lama yang dianggap tidak baik dan salah dan ambil hal-hal yang dianggap baik dan benar untuk diteruskan dan ditingkatkan kualitasnya. Maafkanlah segala kekurangan dan kesalahanya tanpa harus mengumpat dan menyalahkan. Tunas bangsa harus bisa melihat realitas kehidupan secara proporsional dan bijaksana dan selalu mengedepankan akal sehatnya dan dapat mengendalikan hawa nafsunya.

Tugas paling berat para tunas bangsa ke depan, di sisa waktu yang ada, adalah menjadikan kehidupan yang lebih baik bagi kemanusiaan dengan ukuran dan parameter apapun. Tunas bangsa melihat masa lampau sebagai pelajaran yang berharga karena tanpa membaca dan mengenali masa lalu, rasanya para tunas bangsa tidak akan tahu tentang fakta sejarah yang dapat menjadi acuan. Acuan untuk melakukan perbaikan dan perubahan agar masa yang dapat menjadi lebih baik dan menghasilkan kemuliaan yang berujung pada peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran yang hakiki.

Tunas bangsa ke depannya harus bisa menjadi pelopor dalam mencegah terjadinya segala macam bentuk bencana dan tragedi seperti bencana alam, penyakit, bencana sosial dan bencana politik. Bekal hidup tunas bangsa ke depan harus lebih berkualitas dan harus dapat memberikan nilai tambah kehidupan bagi siapapun, baik bagi manusia, alam dan lingkungannya. Menguasai iptek saja belum cukup, tapi pada dirinya harus bersemi secara kuat dan dalam pengusaannya terhadap nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan, karena yang mau dituju adalah hidup yang paripurna, yaitu di dunia bersahabat dengan sesama, juga terhadap alam dan lingkungannya.

Di akhir zaman mudah-mudahan mendapatkan nilai tambah yang berlipat-lipat dari Tuhan karena semasa di dunia para tunas bangsa telah berhasil menyelamatkan generasi dari segala macam bentuk bencana kehidupan. Jalan yang seperti ini yang patut kita lalui. Jalan lurus yang harus kita jalani untuk mencapai apa yang kita impikan. Harapan seperti ini yang menjadi keinginan kita bersama, karena selama ini kita nyaris tak percaya, apakah bangsa ini bisa keluar dari kemelut hidup yang dihadapinya.

Sekali lagi, sisa waktunya bagi kita mengabdi di dunia tidak ada yang tahu karena hal ini hanya Tuhan yang tahu dan yang akan memutuskan kapan hidup di dunia akan diakhiri. Tanpa harus menunggu perintah dari siapapun, mari para tunas bangsa segera mengabdi. Apa yang bisa kita lakukan bersama-sama dan apa yang bisa kita kerjasamakan daangan pihak lain. Kita semua sudah bosan dan jenuh dengan kehidupan keras dan banyak dustanya. Kita sudah merindukan kedamaian, keluhuran budi, ketenangan dan keadilan.

Yang kita perlukan adalah realitas yang bermakna bagi kehidupan siapapun dan di manapun. Di pundakmulah para tunas bangsa hidup yang lebih baik dapat kita raih. Hidup bermanfaat bagi kehidupan di dunia dan di hari kemudian. Merdeka ! Sukses tunas-tunas bangsa calon pemimpin masa depan.***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS