Turunkan Rezim SBY

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

JAKARTA, (Tubas) – Bertepatan hari sumpah pemuda, 28 Oktober, ribuan pemuda dan mahasiswa turun ke jalan menggelar aksi di depan Istana Negara menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Boediono, turun dari jabatannya.

Menanggapi aksi mahasiswa, Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha menilai, apa yang dituntut mahasiswa yang menginginkan SBY-Boediono turun tidak memiliki landasan.

Kata Julian, kalau dikatakan SBY-Boediono gagal, gagalnya dimana. “Gagalnya SBY-Boediono dimana ?,” kata Julian balik bertanya di Kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.

Seperti yang diketahui, ribuan demonstran gabungan dari warga dan mahasiswa bergerak ke Istana untuk menggelar aksi demontsrasi. Massa yang berasal dari gabungan antarkampus dan warga dari Bogor dan Cisarua, korban Sutet bergerak menuju istana.

Sebelum bergerak ke Istana, massa melakukan orasi di depan LBH Jakarta. “Satu komando. Satu perjuangan. Turunkan SBY-Boediono,” ujar koordinator aksi. Seratusan mahasiswa dari Universitas Nasional (UNAS) ikut berdemo di depan Istana. Mereka datang dengan membawa dua boneka bergambar SBY-Boediono. Pendemo tiba di Istana, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Jumat (28/10/2011), pukul 16.30 WIB. Dua mahasiswa tampak membawa dua boneka.

Boneka yang mereka bawa merupakan orang-orangan dengan berbahan kertas koran dengan panjang 1 meter. Boneka tersebut masing-masing memegang satu strip buah petai. Saat tiba di Istana, seluruh mahasiswa langsung mengambil posisi tiduran menghadap ke Istana. Hanya seorang orator yang berdiri sambil memegang mikrofon. Sang orator menjelaskan aksi yang dilakukan mahasiswa tersebut menggambarkan pemerintah Indonesia sekarang yang tidur dan tidak bangun-bangun.

Kurang lebih 10 menit, pendemo yang mengenakan baju almamater hijau tersebut bangun. Dalam aksinya mereka juga membawa spanduk besar bertuliskan ‘Pemerintah telah gagal. Turunkan SBY-Boediono!’

Koordinator lapangan, Ramadan menjelaskan aksi mereka dengan membawa dua boneka bergambar SBY-Boediono ini dimaksudkan kalau SBY dan Boediono dianggap mereka sebagai banci.

“Karena SBY-Boediono hanya mementingkan kepentingan pribadi, kelompok, dan pemilik modal bukan berpihak pada rakyat,” jelasnya.

Sejumlah mahasiswa dan aktivis juga menggelar aksi demonstrasi di Jakarta yang menuntut SBY dan Wakil Presiden, Boediono turun sebagai kepala negara. Namun aksi tersebut dianggap Ormas Pendukung Presiden SBY Peradaban Indonesia (Perindo) hanyalah ilusi.  

Sejumlah aktivis dari UNAS yang membakar boneka bertopeng Presiden SBY dan Wakilnya Boediono di depan Istana Kepresidenan menyatakan mereka tak puas atas kepemimpinan SBY-Boediono saat ini yang tak kunjung membawa kesejahteraan untuk rakyat Indonesia.

“Ini melambangkan kalau kami ingin Rezim korup ini tumbang dengan segera,” teriak orator aksi, Poco di depan para pengunjuk rasa dan ratusan aparat kepolisian yang berjaga.

Dalam unjuk rasanya sendiri, pendemo menilai bahwa 7 tahun rakyat Indonesia di bawah pemerintahan SBY semakin tidak sejahtera. Dengan segala rentetan problematik yang diusung pemerintah, pendemo ingin segera SBY- Boediono segera mundur dari jabatannya.

“7 tahun pemerintahan SBY sama seperti 32 tahun Soeharto memimpin. Semakin tidak sejahtera rakyat Indonesia. Untuk itu SBY-Boediono harus segera mundur,” teriak Poco.

Massa dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah juga ikut mengelar aksi unjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta. Para pengunjuk rasa mengawali kedatangannya dengan teriakan revolusi. “Sebagai garda terdepan, sebagai mahasiswa, dalam momentum sumpah pemuda, kami menuntut agar agar seluruh kasus permasalahan hukum di Indonesia dapat terselesaikan,” ujar Korlap Aksi, Rudi saat berorasi.

Tidak hanya itu, Rudi menilai bahwa pemerintahan SBY-Boediono telah gagal mengusung reformasi di segala bidang, khususnya dalam permasalahan hukum. “SBY-Boediono telah gagal mempertahankan reformasi yang sudah dikawal oleh kaum mahasiswa. Sudah cukup kebohongan yang terjadi, turunkan Rezim SBY,” teriaknya. (tim)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS