69 Tahun Merdeka

Loading

Oleh : Enderson Tambunan

ilustrasi

PERHATIAN kita masih terpusat ke Mahkamah Konstitusi, yang tengah menyidangkan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2014, atau sering disebut sengketa pilpres, Kita mengikuti dengan cermat proses persidangan, karena menyangkut kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan berbangsa. Oleh karena itu, kita mengharapkan Mahkamah Konstitusi atau MK dapat menjatuhkan putusan pada waktunya, sesuai dengan tahapan Pemilihan Umum Presiden 2014, yang telah disepakati bersama. Kita pun berharap proses penyelesaian sengketa pilpres berjalan lancar.

Di tengah suasana menyelenggarakan tahapan-tahapan Pemilu Pilpres 2014, yang “ujung”-nya ditandai dengan pelantikan presiden dan calon wakil presiden, pada 20 Oktober 2014, negara dan bangsa kita tengah menyiapkan diri untuk memperingati 69 tahun merdeka pada 17 Agustus mendatang. Semua instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat luas sibuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan memperingati Hari Kemerdekaan itu.

Enam puluh sembilan tahun usia kemerdekaan kita tentu tidak muda lagi. Memang, dibandingkan dengan sejumlah negara, yang sudah jauh lebih dulu merdeka, usia kemerdekaan kita masih tergolong muda. Dalam usia 69 tahun, sudah banyak kemajuan yang kita capai, yang juga diperhitungkan dalam berbagai forum internasional. Ya, masih banyak lagi yang harus kita capai di berbagai bidang dalam upaya mewujudkan kemakmuran dan keadilan, sebagai tujuan nasional, yang kita cita-citakan.

Berkaitan dengan itu, tugas pemerintah baru nanti, untuk lima tahun ke depan, tetaplah berat. Sudah sejak lama berbagai pihak yang punya kompetensi menyebutkan, banyak “pekerjaan rumah” yang mesti diselesaikan oleh pemerintah baru, terutama menyangkut, penguatan demokrasi, pembangunan ekonomi, serta penegakan hukum, termasuk pemberantasan korupsi secara konsisten dan berkesinambungan.

Umpamanya saja, pada akhir 2015, kita akan menghadapi terbentuknya Masyarakat Ekonomi ASEAN, yang ditandai dengan berlakunya pasar tunggal regional. Investasi, jasa, produk, dan tenaga kerja, akan secara bebas memasuki pasar 10 negara anggota ASEAN. Itu berarti, pemerintah baru berkewajiban melanjutkan program peningkatan daya saing kita, yang sudah dirintis oleh pemerintah sebelumnya.

Yang juga hangat, menyangkut beban subsidi bahan bakar minyak. Pemerintah baru nanti diharapkan memilih solusi yang terbaik agar beban subsidi BBM, yang memberatkan keuangan negara, jauh lebih ringan, tapi dengan harapan, kebijakan baru tersebut tidak menambah beban masyarakat luas.

Mengingat tantangan yang akan dihadapi nanti tetaplah banyak dan rumit, baik itu menyangkut urusan dalam negeri maupun negara-negara lain, kita berharap presiden dan wakil presiden terpilih mempunyai kabinet tangguh yang secara total bekerja untuk kepentingan masyarakat dan negara. Kita sungguh-sungguh berharap kabinet mendatang kompak dan utuh bekerja untuk masyarakat, dengan meninggalkan kepentingan diri dan kelompoknya. Salah satu harapan kita, pada saat merayakan 70 tahun merdeka, pada 17 Agustus 2015, kemajuan kita sudah jauh bertambah. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS