80 % Industri Kecil Kuningan Gulung Tikar

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

JUWANA, (Tubas) – Sejak zaman Belanda, Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah dikenal sebagai sentra industri kerajinan logam kuningan. Saat Letkol Pol Rustam Santiko menjabat Bupati Pati (1980), dirinya bertekat menjadikan Juwana sebagai “Kota Kerajinan Kuningan”. Kini ikon itu pamornya meredup. Pasalnya banyak pengusaha/pengrajin kuningan diambang bangkrut.

Awal perkembangan industri kuningan Juwana seabad silam, karena kota pesisir ini menjadi pelabuhan. Kapal-kapal butuh peralatan/asesoris bahan kuningan yang tahan karat dari pengaruh air laut. Para “tauke” Tionghoa pemilik modal mendirikan industri kuningan dengan mengupah pengrajin pribumi. Beberapa pengrajin itu, kemudi an berhasil merubah statusnya menjadi pengusaha kecil-kecilan.

Masa jaya industri kuningan Juwana tahun 1980. Bermacam produk peralatan rumah tangga (eksterior/interior), diekspor ke mancanegara seperti Jepang, Hong Kong, Taiwan, Singapura, RRC, Arab, AS dan Eropa. Bahan baku kuningan dari daerah Jawa Tengah bahkan nasional berton-ton tiap bulan terhisap masuk Juwana saat itu.

Krisna dan Sampurna, milik pengusaha Tionghoa dan pribumi, motor penggeliatnya lebih 400 home industri kuningan setempat. Saat itu tiap bulan terserap lebih 500 ton bahan baku kuningan. Dimasa kejayaan itu Bupati Pati menjadikan Juwana sebagai ikon Kota Industri Kuningan dan didirikanlah monumen perunggu di Juwana.

‘’Lima tahun ini industri kuningan Juwana menunjukkan grafik menurun, dampak harga bahan baku yang menggila,’’ ujar Supar (50), seorang pengusaha industri kuningan setempat. Beberapa tahun lalu harga bahan baku Rp 9.000/kg, sekarang naik menjadi Rp 70.000/kg.

Kini 80% industri kuningan skala kecil sudah gulung tikar dan 15% lagi menunggu kematian. Sisanya 5% masih survival dan bertahan, satu diantaranya milik Supar. dan masih bertahan, tak berani berspekulasi. Baru berproduksi jika menerima order. Selain itu tidak berani menimbun barang, karena resikonya tinggi.

Dinas Perindustrian Kabupaten Pati tak bisa berbuat apa-apa, khususnya untuk menyelamatkan ratusan industri yang mati mengingat problem terkait dengan harga bahan baku yang edan-edanan itu. Situasi ini menunjukkan pamor Juwana sebagai ikon industri kuningan makin meredup, menuju kematian. Tragis. (mary)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS