ADB Menilai Pembangunan Sektor Manufaktur Tantangan Terbesar Indonesia

Loading

003166400_1408959156-listri

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Laporan Asian Development Bank (ADB) menilai, setelah Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan selama empat tahun, 2014 menandai munculnya reformasi kebijakan untuk mendorong pemulihan ekonomi, yang dilaksanakan oleh pemerintah baru yang dilantik Oktober lalu.

“Selanjutnya, pelaku ekonomi menunggu apakah pemerintah dapat mempertahankan momentum reformasi tersebut dan mengembangkan sektor manufaktur yang berorientasi pada ekspor,” kata Deputy Country Director ADB Indonesia, Edimon Ginting, Selasa (24/3/15).

Menghidupkan kembali sektor manufaktur adalah salah satu tantangan kebijakan terbesar bagi Indonesia setelah commodity boom memudar. Indonesia memerlukan sumber pertumbuhan ekspor baru untuk mengembalikan pertumbuhan PDB di atas 6%.

“Meski demikian, sektor manufaktur masih terkendala oleh berbagai faktor, antara lain infrastruktur yang semakin tidak memadai, ketidakpastian aturan, dan biaya logistik yang tinggi,” imbuh Edimon. Terkait biaya logistik, pemerintah berencana untuk mengatasinya dengan berinvestasi besar-besaran pada infrastruktur pelabuhan dan transportasi, serta memperbaiki iklim investasi dengan layanan perizinan investasi satu atap.

ADB, yang berbasis di Manila, dikhususkan untuk mengurangi kemiskinan di Asia dan Pasifik melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif, pertumbuhan yang menjaga kelestarian lingkungan hidup, dan integrasi kawasan. Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh 67 anggota, 48 di antara berada di kawasan Asia dan Pasifik. (angga)

CATEGORIES
TAGS