Air Panas Galunggung belum Mampu Dongkrak PAD

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

ilustrasi

TASIKMALAYA, (tubasmedia.com) – Pendapatan daerah dari tempat objek wisata air panas Galunggung belum mendongkrak PAD (Pendapaan Asli Daerah) Kabupaten Tasikmalaya. Sebab, area yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Parawisata itu belum dikelola secara profesional.

Pemkab Tasikmalaya hanya mengandalkan tiga kolam utama dan sejumlah kamar rendam tertutup yang berlokasi di depan kawasan pemandian. Lantaran itu PAD hanya dihasilkan dari retribusi masuk obyek wisata di pintu gerbang utama menuju pemandian Gunung Galunggung. Itupun hanya 50% saja, karena 50 persen lagi dibagi kepada Perhutani KPH Tasikmalaya yang juga mengelola kawasan wisata Gunung Galunggung.

Menurut Kordinator Objek Wisata Galunggung Yus dari Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Tasikmalaya dari data yang ada pada tahun lalu PAD yang diperoleh sebesar Rp 311 juta dan dipandang paling besar dibanding objek wisata religi Pamijahan dan Kampung Naga. Jika pengelolaan ditambah atau ada pengelolaan bersama antara Dinas Parawisata dengan Perhutani pada seluruh kawasan kolam pemandian air panas, tentu PAD bakal lebih maksimal.

Pengelolaan bersama saat ini hanya pada retribusi pintu gerbang saja. Adanya retribusi masuk yang ditarik kembali oleh Perhutani saat memasuki kawasan kolam milik mereka dipandang sebagai potensi pendapatan lain yang tidak dirasakan Pemkab Tasikmalaya.

Padahal seluruh pengunjung yang datang ke objek pemandian air panas, baik yang dikelola Pemkab maupun Perhutani, semua memarkir kendaraannya di lahan parkir milik Pemkab. Untuk masuk ke area paling belakang pun mempergunakan akses dari tempat parkir. Padahal kondisi lahan parkir saat ini sangat terbatas dan kerap tidak mampu menampung jumlah kendaraan.

Kepala Humas Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Tasikmalaya, Anggun menegaskan Pemkab Tasikmalaya tidak memiliki kewenangan untuk mengambil hasil pendapatan yang dikelola Perhutani. “Walaupun dulu sudah ada wacana akan menyatukan pengelolaan bersama antara kawasan depan dan belakang objek wisata pemandian air panas Gunung Galunggung, namun sampai kini belum ada realisasinya”, katanya. (hakri)

TAGS

COMMENTS