Aksi Jual dan Pelemahan Pasar Obligasi Diharapkan Berkurang

Loading

ilustrasi

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Head of Research NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada memaparkan, pasca laju pasar obligasi terkena sentimen negatif dari rilis perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di bawah estimasi, di pekan kemarin meski diselingi dengan hari libur namun, laju pasar obligasi mampu berbalik positif.

Tampaknya pelaku pasar merespon positif kenaikan penjualan ritel YoY dan diikuti oleh adanya keinginan dan harapan penurunan suku bunga BI rate. Rilis surplus neraca perdagangan senilai US$ 450 juta dan harapan akan kian sempitnya defisit current account cukup memberikan sentimen positif bagi pasar obligasi. “Pelaku pasar pun kembali memanfaatkan pelemahan sebelumnya untuk kembali masuk,” tutur Reza, Senin (18/5/15).

Terlihat pergerakan harga obligasi, khususnya harga obligasi pemerintah yang mampu berbalik positif terefleksi dari berbalik turunnya yield yang merata pada seluruh tenor. Penurunan yield rata-rata yang terbesar diraih oleh obligasi tenor menengah (5-7 tahun).

Kelompok tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan rata-data yield 9,59 bps; tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan yield sekitar 10,39 bps; dan tenor panjang (8-30 tahun) turut mengalami penurunna yield hingga 8,63 bps. Terlihat obligasi pemerintah seri benchmark FR0069 yang memiliki jatuh tempo ±4 tahun mampu berbalik naik harganya hingga 58,36 bps. Sementara dengan FR0070 yang memiliki jatuh tempo ±9 tahun naik harganya hingga 113,15 bps.

Di pekan kemarin, pemerintah Indonesia telah melaksanakan Lelang Surat Utang Negara (SUN) untuk seri sebagai berikut:

a. Seri SPN03150812 (new issuance) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo pada tanggal 12 Agustus 2015;

b. Seri SPN12160512 (new issuance) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo pada tanggal 12 Mei 2016;

c. Seri FR0070 (reopening) dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,375% dan jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2024;

d. Seri FR0068 (reopening) dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,375% dan jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2034.

“Mulai adanya sentimen positif secara makro mampu memberikan imbas positif dan membuat permintaan akan lelang surat utang negara (SUN) kembali meningkat di pekan kemarin,” imbuh Reza.

Dalam lelang kali ini, total permintaan yang masuk mencapai Rp 13,30 triliun, lebih tinggi dibandingkan lelang SUN periode sebelumnya, Selasa (28/4) yang mencapai Rp 7,91 triliun. Pada lelang kali ini, lelang diserap Rp 11,80 triliun atau di atas target indikatif yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp 8 triliun.

Pemerintah memenangkan semua seri dari empat seri yang ditawarkan. Di antaranya, seri SPN03150812 (new issuance) dengan permintaan yang masuk dari investor Rp 1,35 triliun. Yield terendah yang masuk sebesar 5,55% dan yield tertinggi 6,75%. Seri ini diserap Rp 1,25 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 5,77% dan tingkat imbalan diskonto.

Kemudian, seri SPN12160512 (new issuance) mengalami permintaan Rp 1,5 triliun dengan yield terendah 6,30% dan yield tertinggi yang masuk 6,70%. Seri ini kemudian diserap Rp 600 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 6,53% dan tingkat imbalan diskonto. Seri FR0070 (reopening) mengalami permintaan Rp 7,48 triliun dengan yield terendah 8,05% dan yield tertinggi yang masuk 8,49%. Seri ini diserap Rp 7,2 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 8,16% dan tingkat imbalan 8,38%.

Sementara itu, seri FR0068 (reopening) mengalami permintaan Rp 2,97 triliun dengan yield terendah 8,40% dan yield tertinggi 9,00%. Permintaan untuk seri ini diserap oleh pemerintah sebesar Rp 2,75 triliun.

Pada lelang kali ini, kembali terjadi kenaikan dimana seiring dengan animo pelaku pasar untuk kembali masuk pasar obligasi. Sentimen positif dari adanya surplus dan harapan akan semakin kecilnya defisit transaksi berjalan membangkitkan minat pelaku pasar kembali masuk. Diharapkan sentimen positif ini dapat berlanjut di pekan depan meskipun kenaikan ini masih bersifat terbatas.

“Dengan harapan dan asumsi pembelian masih dapat berlanjut, kami berharap pelemahan dan aksi jual mulai berkurang sehingga dapat memberikan ruang kenaikan lanjutan meski tipis. Cermati juga jika ada peluang-peluang rebound lanjutan bagi beberapa obligasi,” terang Reza.

Kemungkinan laju harga obligasi akan bergerak dengan rentang ±55 hingga 120 bps. Untuk itu, tetap cermati perubahan dan antisipasi sentimen yang ada. (angga)

CATEGORIES
TAGS