Aman dan Damai

Loading

Oleh: Edi Siswoyo

ilustrasi

HIASAN spanduk, poster dan baliho di pinggir – pinggir jalan dan di pohon jalan sudah diturunkan. Hinggar-bingar kampanye sudah berakhir dan masa tenang pun sudah dilewati. Hari Rabu, 9 Juli 2014 bangsa Indonesia melaksanakan pesta demokrasi. Hari-hari ini kita akan menyaksikan hasil perhitungan pemungutan suara pilpres. Sebuah tahapan yang dikhawatirkan banyak kalangan rawan gesekan dan kekerasan sosial sebagai buntut kampanye yang menurut penilaian Menkopohukam Djoko Sujanto dilakukan dengan cara-cara yang tidak pantas.

Jika pemungutan dan perhitungan suara tidak berlangsung secara aman dan damai taruhannya cukup besar. Kondisi tersebut tidak hanya mencedarai kehidupan demokrasi, juga menciptakan kegalauan dalam mewujudkan masa depan bangsa. Kerugian besar juga akan dihadapi rakyat Indonesia jika pilpres tidak berlangsung aman dan damai. Kekacauan hanya akan menyeret bangsa Indonesia surut ke belakang. Piplres 2014 harus sama-sama kita dijadikan sebagai momentum penting untuk menjaga kehormatan bangsa dalam melaksanakan proses demokrasi tanpa kekerasan dan fitnah.

Suasana tegang dan panas akan erjadi jika para penebar fitnah tidak berhenti meniupkan isu suku, agama, keturunan dan golongan. Akal sehat dapat mengetahui penggunaan cara-cara yang tidak pantas bisa menimbulkan bahaya bagi perkembangan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan berbegara. Kita menginginkan tahapan pemungutan dan perhitungan suara piplres bisa berlangsung tenang, aman dan damai.

Namun, kita juga tidak bisa menolak pihak yang berpendapat kampanye hitam dan negatip terkesan dibiarkan. Tidak bisa dihindarkan pula sorotan yang mempersoalkan peran Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Kepolisian dalam melacak dan menyelesaikan secara hukum kampanye hitam dan negatip yang secara terang benderang melanggar aturan.

Apa pembiaran itu sebagai suatu kesengajaan ? Tidak tahu persis, tapi di masyarakat ada kesan KPU, Bawaslu dan Kepolisian cenderung mendiamkan para penebar fitnah dan tidak membantu menciptakan situasi kondusif menuju tahap pemungutan dan perhitungan suara pilpres 9 Juli 2014. Masyarakat berharap semua pihak bisa mengendalikan diri dalam melanjutkan tahapan pilpres 2014. Kita tidak menginginkan terjadinya gesekan dan benturan sosial atas pelaksanaan pemunungutan dan penghitungan suara pilpres sebagai bagian dari pematangan proses demokrasi. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS