Anak-anak Sebaiknya Beri Dorongan, Jangan Persalahkan…

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Mendidik anak kecil sebaiknya pujian dan dorongan yang diberikan. Kendati-pun dia melakukan hal-hal yang tidak terlalu benar, jangan sesekali beberkan kesalahannya. Anak kecil itu tak mau disalahkan bahkan tidak terima jika dirinya disalahkan.  Demikian diutarakan pelatih (coach) bola, Paschalis Marcos saat berbincang dengan tubasmedia.com disela-sela kesibukannya melatih anak didiknya bermain bola di lapangan bola, Setu, Jakarta Timur kemarin.

Marcos (panggilannya) adalah satu dari delapan coach pada Tunas Asa Soccer School (TASS) yang bermarkas di Setu, Jakarta Timur dan Marcos dipercaya menjadi head coach pada TASS yang diketuai seorang ibu yang sering disapa dengan panggilan bu Fitri.

Namun demikian, lanjut Marcos, bukan  berarti kesalahan yang dilakukan anak didiknya saat berlatih bola atau saat bertanding, dibiarkan berlalu. Ada saatnya membicarakan kesalahan yang pernah dilakukan.

“Yang penting jangan dibicarakan saat mana kesalahan itu terjadi,’’ kata Marcos.

Melatih bermain bola anak-anak kelompok umur 6 sampai 16 tahun, kata pria berdarah campuran Flores-Jawa ini punya teknik tersendiri, walau umumnya anak-anak seusia itu gampang-gampang susah diatur.

Namun lanjutnya, dengan kesediaan anak-anak didiknya mau datang berkumpul di lapangan hijau dan siap dilatih dengan disiplin-disiplin olahraga, ini sudah patut diapresiasi.

Satu hal positif yang tercatat dalam hal itu katanya, bahwa anak-anak tersebut sudah dapat dipastikan jauh dari tindakan-tindakan yang tidak diinginkan para orangtua. ‘’Ini yang kita banggakan, sehingga walau saat berlatih atau bertanding ada kesalahan, kita selalu memberikan dorongan membuat mereka terus semangat,’’ jelasnya.

Disinggung tentang dunia sepak bola, Marcos, ayah dari seorang putri ini menyebut, melalui pendidikan  yang sangat dini, diharapkan akan lahir banyak pemain bola yang handal membuat persepakbolaan di Indonesia dapat menjadi olahraga yang bisa membawa nama harum bangsa dan negara.

Kini Marcos, mantan pemain Persikota Tidore, Maluku Utara bersama pelatih lainnya yang bergabung dalam TASS, sedang mendidik sedikitnya seratus anak yang terdiri dari kelompok umur 6 hingga 16 tahun.

Selain diberi pelajaran teknik persepakbolaan, tim pelatih TASS juga membekali anak-anak didiknya dengan disiplin serta pembangunan karakter. (sabar)

 

 

 

 

 

 

CATEGORIES
TAGS