Angkutan Laut di Lombok Memprihatinkan

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

MEMPRIHATINKAN – Inilah suasana di dalam perut perahu yang melayani rute Pelabuhan Bangsal – Gili Air di Lombok Utara. Amat memprihatinkan dan jauh dari nyaman –tubasmedia.com/larry

LOMBOK, (tubasmedia.com) – Minat wisatawan asing dan domestik untuk berkunjung ke pulau di wilayah Lombok Utara cukup tinggi. Namun minat dan keinginan yang cukup tinggi itu tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang disediakan pemerintah setempat, khususnya alat transportasi.

Seperti pengalaman tubasmedia.com yang sengaja berdarmawisata ke lokasi tersebut. Sarana angkutan yang menghubungkan Pelabuhan Bangsal ke Gili Trawangan, Gili Air dan Gili Meno sangat memprihatinkan.

Akses untuk menjangkau ketiga gili tersebut hanya transportasi laut yang sering mereka sebut private boat, speed boat dan public boat. Transportasi umumnya dikenal dengan nama public boat dengan harga tiket Rp 10 ribu per orang.

Public boat atau lebih tepat disebut perahu tersebut hanya akan berangkat jika penumpangnya sudah ada minimal 40 orang sementara kapasitas tempat duduk yang tersedia hanya untuk 20 orang. Artinya, 20 penumpang lainnya harus siap berdiri atau duduk di bibir perahu yang sangat sederhana itu untuk pelayaran selama kurang lebih 30 menit.

Tidak hanya itu, di dalam perut perahu itu juga dijejali barang-barang bawaan penumpang seperti mie instan, kopi, air minum galon dan tabung gas elpiji serta barang-barang lainnya berupa koper.

Ada juga penumpang yang duduk sambil menginjak tabung gas sembari terus mengisap rokok, tanpa mempedulikan kenyaman penumpang lainnya. ‘’Wah, tidak bahaya ini, merokok sambil membawa tabung gas elpiji,’’ gumam seorang wisatawan asing dalam bahasa Inggris kepada temannya yang duduk berdampingan dengan pria yang membawa tabung gas tadi.

Kedua turis asing itu juga terpaksa memangku koper besar yang tampak berat sepanjang perjalanan karena tidak ada lagi tempat untuk menaruh kopernya.

Pelabuhan Bangsal di Kabupaten Lombok Utara adalah pelabuhan penyeberangan untuk mencapai tiga gili dan pelabuhan itu sudah dioperasikan secara resmi sejak Mei 2012.

Menurut pengamatan tubasmedia.com, kawasan Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air potensial menjadi daerah andalan pariwisata yang dikunjungi ratusan ribu wisatawan asing maupun domestik setiap tahun dengan catatan alat transportasi dan sarana lainnya lebih disempurnakan. (larry)

TAGS

COMMENTS