Asean Sepakati Kekuatan Manufaktur Bersama Hadapi Industry 4.0

Loading

DAVOS, (tubasmedia.com) – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, negara-negara anggota Asean sepakat untuk melakukan kerja sama ekonomi yang komprehensif dalam menghadapi revolusi industri keempat atau Industry 4.0.

Sektor-sektor manufaktur yang tengah dikembangkan guna menjadi kekuatan unggul di tingkat regional Asia Tenggara, antara lain industri otomotif, elektronika, makanan dan minuman, serta textile clothes footwear (TCF).

“Di Indonesia, kelompok manufaktur tersebut telah menjalankan sistem Industry 4.0,” kata Menperin seusai melakukan pertemuan multilateral dengan delegasi negara-negara Asean di sela kegiatan World Economic Forum (WEF) 2018 di Davos, Swiss, Sabtu (27/1).

Pada era Industry 4.0, sektor industri mengimplementasikan otomasi dalam proses produksinya, yaitu melalui pemanfaatan tenaga robotik yang terhubung dengan internet dalam pengoperasiannya.

Menperin juga meyakini, pada empat sektor yang sedang dipacu bareng negara-negara Asean, daya saing industri Indonesia dinilai cukup kompetitif. Misalnya sektor otomotif, selain punya pasar domestik yang besar, Indonesia juga menjadi basis produksi dari beberapa perusahaan otomotif dunia.

“Pemerintah menargetkan produksi otomotif kita bisa menembus 2,5 juta unit pada tahun 2020 untuk bersaing di kancah global,” ungkapnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan industri alat angkutan mencapai 5,63 persen atau di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,06 persen pada kuartal III-2017. Selain itu, sektor ini sebagai salah satu kontributor terbesar pada pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) sektor industri pengolahan nonmigas yang mencapai 10,11 persen.

Selanjutnya, industri elektronika dalam negeri, menunjukkan kinerja yang cukup positif. Hingga tahun 2016, terdapat 23 electronics manufacturing service (EMS), 42 merek dan 37 pemilik merek baik global maupun nasional, dengan total nilai investasi sebesar Rp7 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 13 ribu orang.

Untuk mendukung sektor tersebut, Kementerian Perindustrian memfasilitasi pembangunan Techno Park di sejumlah wilayah di Indonesia, seperti Bandung techno Park, TohpaTI Center di Denpasar, Inkubator Bisnis IKITAS di Semarang, Makassar Techno Park di Makassar, dan Pusat Desain Ponsel di Batam.

“Ini merupakan wadah penghubung antara pihak akademisi, industri dan pemerintah yang dapat menumbuhkan dan membina startup dalam negeri di bidang teknologi informasi dan komunikasi, terutama animasi, software, dan games,” paparnya. (ril/sabar)

CATEGORIES
TAGS