Banjir Disebabkan Perilaku yang Rusak

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

ilustrasi

ilustrasi

TUHAN punya caranya sendiri mengatur kehidupan di muka bumi. Kapan hujan turun dan kapan musim kemarau. Mekanismenya sudah sedemikian rupa. Pengaturannya diciptakan untuk memakmurkan kehidupan umat manusia beserta kehidupan mahluk hidup lainnya.

Menjadi karut marut dan lingkungan rusak dimana-mana karena manusia gagal menjalankan amanah Tuhan menjadi pemimpin di muka bumi. Setiap kerusakan yang terjadi di muka bumi pasti ada penyebabnya, baik langsung maupun tidak langsung. Penyebab yang paling utama adalah rusaknya perilaku dari mahluk yang mendapat mandat dari Tuhan mengelola bumi sebagai sumber penghidupan.

Apapun, kalau cara pengelolaannya salah pasti akan menimbulkan dampak buruk bagi segala aspek kehidupan di muka bumi. Banjir yang terjadi di Jakarta dan daerah lain adalah karena manusia. Bukan rusak karena ulah buaya yang mengamuk atau ulah angin atau cuaca yang sedang murka.

Manusia yang menjadi penyebab terjadinya musibah di muka bumi karena gagal menggunakan akal budinya dengan baik. Banjir atau kerusakan alam dan lingkungannya terjadi karena rusaknya perilaku. Segala macam aturan dibuat dengan baik hanya untuk dilanggar para penguasa yang tidak menghormati aturan.

Matanya hijau kalau melihat uang banyak, padahal uang itu adalah uang rakyat yang sudah direncanakan membangun waduk, jembatan dan jalan. Mereka tega menilep uang tersebut hanya untuk membuat rekeningnya gendut dan membiarkan pembangunan tidak berjalan.

Disiplin masyarakat juga perlu mendapat perhatian karena musibah banjir, macet dan peristiwa alam yang lain sebagian disebabkan ulah masyarakat yang tidak disiplin dan ada kecenderungan tidak mau bertanggungjawab. Selama perilaku buruk itu tidak berubah menjadi perilaku yang baik, apakah itu namanya banjir maupun peristiwa alam lainnya akan datang setiap saat.

Kalau kita berkehendak agar Jakarta dan daerah lain tidak banjir, maka adalah sah kalau perilaku kita semua yang tidak amanah mengurus bumi sebagai sumber penghidupan harus kita pebaiki. Ada kesalahan pemerintah, ada pula kesalahan rakyat. Kita harus jujur mengakuinya karena manusia tanpa kecuali adalah tempatnya lupa dan salah.

Kita harus yakin kalau mengurus bumi dikerjakan dengan baik dan benar menurut norma apapun, maka kualitas hidup kita dan langkungannya pasti akan baik. Tuhan akan menjamin bahwa kehidupan kita di muka bumi akan menjadi lebih baik. Ada kedamaian, ketenangan, keindahan dan kenyaman bahkan kesejahteraan serta kemakmuran akan bisa kita nikmati bersama.

Namun jika perilaku kita buruk dalam mengelola bumi, maka segala dampak buruk dapat menimpa siapa saja di antara kita dan lingkungan kita. Yang suka menilep dana pembangunan untuk membuat rekening pibadinya gendut harus siap menerima resikonya hidup di balik jeruji besi.

Manusia ditakdirkan Tuhan untuk hidup berkelompok agar bisa saling membantu guna mengatasi problem kehidupan yang bisa menimpa siapa saja. Gotong royong adalah falsafah hidup yang patut dihidupkan kembali, bukan malah menyuburkan gaya hidup yang individualis, arogan dan mau menang sendiri seperti yang sekarang terjadi di masyarakat kita di segala lapisan.

Kita masih ada sisa umur untuk mengelola bumi. Artinya kita kerjakan saja hal-hal yang berrmanfaat secara berjamaah untuk memperbaiki lingkungan hidup kita di muka bumi.

Peganglah amanah ketika dipercaya menjadi pemimpin. Curahkan tenaga dan pikiran untuk berkarya secara maksimal untuk kemaslahatan bersama tanpa harus merusak lingkungan hidup kita di muka bumi. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS