Barang Cina Menjamur di Tasikmalaya

Loading

Laporan : Hakri Miko

Ilustrasi

Ilustrasi

TASIKMALAYA, (Tubas) – Setelah dibukanya keran pasar bebas oleh Pemerintah awal Januari 2010, kini kekhawatiran persaingan tidak sehat menghantui para pengusaha lokal di sektor industri kecil di Jawa Barat, khususnya di wilayah Tasikmalaya.

Sejak diberlakukannya pasar bebas dengan negara Cina, secara otomatis akan terjadi persaingan produk lokal dengan produk luar negeri, terutama terjadi pada pelaku Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM).

Barang-barang produk luar, dari Cina seperti pakaian jadi batik, sandal dan kerajinan berupa mainan anak-anak terbuat dari plastik, kini sudah membanjiri pasar di Tasikmalaya. Barang impor dari Cina ini, selain harganya murah dan kualitasnya pun cukup baik.

Handoko (50) pengusaha cendera mata dan kerajinan rakyat asal Tasikmalaya kepada Tubas baru-baru ini mengungkapkan, ia mengaku setelah diberlakukannya sistem pasar bebas, gejala-gejala persaingan tidak sehat sudah mulai terasa.

Indikasinya, permintaan pasar khususnya untuk produk tekstil maupun main-mainan anak dan kerajinan tradisional saat ini, cenderung sepi, akibat dibanjiri produk luar (impor) dari Cina.

“Memang sejak diberlakukannya pasar bebas, produk tekstil dan mainan anak-anak terbuat dari kayu dan bambu, khususnya yang terpusat di kota besar seperti Pasar Tanah Abang di Jakarta, kini sekitar 70 s/d 80 persen sudah dikuasai produk China,” kata Handoko. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS