Belilah Produk Lokal

Loading

Oleh: Fauzi Azis

Ilustrasi

Ilustrasi

MATA uang rupiah atau dolar maupun mata uang asing lainnya fungsi utamanya adalah sebagai alat pembayaran. Orang berbelanja, melakukan transaksi atas penjualan dan pembelian barang dan jasa selalu memerlukan mata uang sebagai alat pembayaran yang sah. Gunakan uang rupiah atau dolar anda sesuai fungsi utamanya sebagai alat pembayaran yang sah dalam hal bilamana kita berbelanja.

Gunakan uang untuk berbelanja untuk memenuhi kebutuhan hidup di samping juga sebagian harus ditabung. Dengan cara ini ada manfaat utama yang dapat kita raih. Pertama dengan berbelanja dan yang kita beli adalah produk dan jasa yang dihasilkan di negeri sendiri, bukan didatangkan dari negeri lain, maka kita telah berperan ganda dalam kehidupan ini 1) kebutuhan kita dapat terpenuhi sesuai apa yang diperlukan, 2) memberikan motivasi dan stimulasi orang lain dengan semangat percaya diri untuk terus berkaya,melakukan inovasi-inovasi produktif guna menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan masyarakat luas.

Inilah dalam ekonomi kemudian disebut sebagai kegiatan produktif yang dapat menghasilkan pertumbuhan riil. Dampak lanjutannya tentu kesejahteraan masyarakat semakin meningkat, kemiskinan dan pengangguran juga semakin berkurang. Kalau toh juga ada yang tetap miskin, maka saudara-saudara kita yang lebih beruntung karena dapat menikmati hasil dari sebuah pertumbuhan ekonomi diharapkan mereka dapat membantunya.

Tujuannya bukan dimaksudkan agar mereka tetap miskin, tapi kita bantu supaya mereka menjadi produktif yang kemudian pada saatnya menjadi tidak bergantung pada orang lain. Kedua, kalau anda pegang rupiah atau mata uang asing digunakan untuk ikut-ikutan bertransaksi dalam pasar uang dan pasar modal, memang manfaat atau kentungan bisa diperoleh berlipat ganda dalam sekejap, tetapi bisa juga bisa habis dalam waktu yang singkat.

Hal ini bisa terjadi karena unsur spekulasinya sangat kuat dan bahkan sebagian berpendapat bahwa melipatgandakan uang di pasar uang dan modal adalah semacam “gambling”. Pasar uang dan dan pasar modal bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi, tapi pertumbuhan itu “semu” karena tidak merangsang tumbuhnya investasi di sektor riil.

Pertumbuhan yang dihasilkan bisa sangat rentan, apalagi kalau terjadi krisis ekonomi global. Lain halnya kalau anda kaya raya atau paling tidak memiki penghasilan yang jauh dari cukup, maka uang yang kita miliki gunakanlah untuk berbelanja sesuai kebutuhan dan yang dibeli adalah barang-barang yang dihasilkan di negeri anda sendiri, dimana kita lahir dan dibesarkan dan mengais rezeki.

Tidak elok, tidak etis dan sangat tidak bijaksana jika anda kaya dan berpenghasilan cukup kemudian anda berbelanja dan yang dibeli barang yang dibuat oleh bangsa lain. Kalau seorang negarawan mengatakannya bahwa kita dianggap tidak memiliki semangat dan jiwa nasionalime dan patriotisme ekonomi.

Kalau kita sudah sepakat bahwa pasar dalam negeri adalah sumber penghidupan kita dan sekaligus sebagai generator pertumbuhan ekonomi negara kita, maka tidaklah salah kalau sumber daya ekonomi yang kita miliki harus kita organisir dan dikelola dengan sebaiknya-baiknya untuk menghasilkan nilai tambah di dalam negeri yang sebesar besarnya. Membelanjakan rupiah dan dolar kita di pasar dalam negeri dan membeli barang hasil produksi di dalam negeri menjadi sebuah keniscayaan.

Kalau proses dan sepirit ini tidak terjadi, maka ekonomi kita tetap bisa tumbuh tapi landasannya tidak kokoh dan kuat. Ibaratnya ekonomi uang hasilnya hanya akan dinikmati oleh segelintir orang dan kalau terjadi default banyak orang yang harus menanggung kerugian. Beda dengan ekonomi riil yang tumbuh, hampir seluruh masyarakat akan dapat menikmati hasilnya.

Resiko relatif terbagi bila terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi. Menggeliatnya ekonomi riil lebih mendorong masyarakat menjadi lebih kreatif dan inovatif dan produktif. Pendek kata manfaatnya lebih besar daripada mudlaratnya. Rupiah dan dolar jika diputar di sektor ekonomi riil lebih besar potensinya unuk menghasilkan nilai tambah, nilai mata uang bisa relatif stabil.

Bandingkan dengan jika rupiah dan dolar kita putar di pasar uang (sistem ekonomi finansial) potensi untuk menciptakan nilai tambah tidak terlalu besar bagi kepentingan ekonomi nasional dan sering “mengganggu” stabilitas nilai tukar. Jika demikian halnya, maka agar rupiah, dolar dan mata uang asing lainnya digunakan untuk berbelanja produk lokal dalam jumlah yang masih beberapa syarat harus bisa dipenuhi.

Pertama, dari suplai, barang harus tersedia dalam jumlah yang cukup termasuk kualitasnya. Kedua, pusat-pusat perdagangan yang menjajakan produk lokal yang berkualitas harus dikembangkan, sebut saja pusat-psat perdagangan produk made in Indonesia. Pusat-pusat perdagangan tersebut sekaligus dijadikan tempat tujuan wisata (asing/domestik). Ketiga, Mal yang mendagangkan barang-barang branded eks impor dibatasi jumlahnya dan lokasinya ditentukan.

Keempat, transaksi yang dilakukan diusahakan mendapatkan insentif (nyatakan sebagai duty free shop yang berlaku bagi masyarakat yang berbelanja di tempat itu tanpa harus dibedakan apakah mereka pembeli asing atau lokal). Perusahaan penerbangan seperti Garuda, Lion, Batavia atau yang lainnya harus “berani” menyelenggarakan penerbangan dengan konsep LCC. Semoga kita berjaya di pasar lokal.***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS