Berbenah, Never Ending

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

ilustrasi

ilustrasi

DI rumah kita berbenah, di lingkungan kita bersama dengan warga juga berbenah, dalam kehidupan yang lebih besar dalam konteks berbangsa dan benegara-pun, kita harus terus melakukan pembenahan. Tujuan berbenah adalah agar kehidupan kita menjadi bertambah baik dan naik kelas.

Di rumah, kalau ada genteng yang bocor atau kran air atau gas LPG yang bocor, pasti akan segera kita perbaiki. Kalau tidak, pasti hidup kita di rumah tidak nyaman dan juga tidak aman. Jika kita ndablek resikonya pasti ada dan seisi rumah pasti akan menjadi korban karena sikap ndablek-nya tadi. Karena itu berbenah itu hukumnya wajib dan harus dikerjakan terus menerus never ending.

Berbenah itu harus dikerjakan bukan hanya menjadi bahan omongan dan menjadi bahan diskusi, rapat dan seminar. Negeri ini kalau mau melepaskan diri dari keterpurukan dan ingin menjadi the winner, maka para pemimpinnya harus serius berbenah dalam segala hal bukan terkesan berbenah tapi sebenarnya hanya berputar-putar pada pusaran yang sama, sehingga publik menilai pemerintah dan DPR hanya melakukan permainan politik yang tidak menghasilkan karya yang bisa dirasakan masyarakat.

Contoh proyek MRT untuk mengatasi kemacetan di Jakarta bukan kemarin sore saja diputuskan untuk dibangun, tapi sudah lebih dari 10 tahun direncanakan untuk dibangun. Soal berbenah rasanya kurang fair kalau hanya dibebankan ke pemerintah, tapi menjadi tanggungjawab kita bersama untuk melakukan pembenahan dalam segala aspek kehidupan.

Disiplin kita harus makin baik. Ketaatan pada aturan harus makin meningkat dan sebagainya. Yang bisa memperbaiki kualitas hidup bangsa dan negara ini adalah kita sendiri, yakni pemerintah, para elit politik, dunia usaha dan masyarakat. Kita tidak boleh cengeng dan jangan suka bersikap subyektif ketika melihat fenomena masalah yang terjadi dalam kehidupan yang sepektrumnya luas karena simpulnya memang banyak dan bervariasi.

Kita harus bisa bersikap obyektif dalam melihat masalah yang sepektrumnya sangat luas. Pemerintah bisa salah, dunia usaha juga bisa salah, pun masyarakat bisa punya kesalahan. Misal, buang sampah sembarangan. Mari kita merenung sejenak, apa jadinya negeri ini kalau kita semua tidak berbenah? Jawabannya sederhana, yakni kehidupan kita akan kumuh, sakit-sakitan dan lama-lama roboh.

Bayangkan secara konstitusi kita semua mengakui Indonesia adalah negara hukum, tapi law and order kacau balau. Kalau tidak ditegakkan, Indonesia akan roboh karena tatanan hukum dan aturan tidak dijalankan sesuai normanya. Negeri ini mau menjadikan dirinya sebagai bangsa dan negara digdaya di dunia, tapi cita-cita ini hanya bisa tercapai kalau semua insan mau berbenah.

Infrastruktur kita benahi, birokrasi dibenahi agar efisien, pelayanan publik juga harus semakin prima. Dunia usaha juga harus membenahi daya saingnya di level korporasi. Masyarakat juga harus lebih disiplin, tertib dan teratur dan mau diatur, jangan bertindak secara subyektif menurut nalarnya sendiri. Jelang tahun baru 2014, kita tahu bangsa dan negara ini akan menghadirkan “pesta demokrasi”.

Harapannya tidak muluk-muluk, yaitu semoga kita akan mendapat pemimpin dan wakil rakyat yang mau bekerja untuk berbenah agar Indonesia menjadi lebih baik. Korupsi harus makin berkurang dan tanpa ada keraguan sedikitpun, jika pemerintah, para elit politik dan para anggota parlemen tidak terus bermimpi buruk untuk “merampok” aset negara.

Bermimpilah yang baik untuk membawa negeri ini gemah ripah, rakyat miskin jumlahnya makin sedikit, tidak banyak lagi warga negara yang tidak sekolah dan hidup tidak sehat,serta pengangguran semakin berkurang karena kegiatan ekonomi produktif tumbuh dan berkembang di seluruh wilayah tanah air. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS