Meski Menguat Terhadap Yen, Euro dan Poundsterling, Rupiah Melemah Terhadap US$

Loading

dollar2
JAKARTA, (tubasmedia.com) – Head of Research NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) Reza Priyambada memaparkan, adanya rilis beberapa data AS antara lain kenaikan government payrolls dan non-farm payrolls hingga turunnya unemployment rate membuat spekulasi kenaikan Fed rate kembali muncul.

Akibatnya tentu saja bisa dipastikan dimana sejumlah mata uang terlibas dengan kenaikan US$ karena sentimen tersebut. “Harapan kenaikan lanjutan dari Rupiah pasca menguat di akhir pekan sebelumnya sirna sudah. Meski laju Yuan sempat menguat terhadap US$ namun, tidak banyak berimbas pada laju Rupiah yang masih melanjutkan pelemahannya,” kata Reza, Senin (16/3/15).

Penguatan Yuan didukung oleh kenaikan laju inflasi Tiongkok. Begitupun dengan Yen yang juga sempat menguat seiring rilis kenaikan pertumbuhan permintaan mesin. Akan tetapi, penguatan keduanya terbatasi dengan pelemahan Euro seiring dimulainya realisasi program pemberian stimulus ECB. Akibatnya Rupiah pun terimbas melemah meski tipis.

“Meski Rupiah terlihat bergerak menguat terhadap Yen, Euro, dan Poundsterling namun, terlihat melemah dibandingkan laju US$,” imbuh Reza. Di sisi lain, masih cenderungnya penurunan laju ketiga mata uang tersebut terkait sentimen internalnya justru membuat laju US$ berkesempatan melaju naik.

Selain itu, munculnya persepsi dan penilaian pelaku pasar terhadap pemerintah dan BI yang terkesan membiarkan pelemahan Rupiah turut membuat laju Rupiah kian melemah meskipun dari sisi keduanya telah berupaya menyiapkan langkah kebijakan untuk meredam penurunan pada Rupiah.

“Rupiah belum menunjukkan adanya perbaikan seiring masih tingginya minat pelaku pasar untuk mentransaksikan laju US$,” ujar Reza. Akan tetapi, pelemahan tersebut terlihat terbatas seiring adanya penguatan tipis antara Euro, GBP, dan Yen terhadap laju US$. Rp 13.280-13.025 (kurs tengah BI). (angga)

CATEGORIES
TAGS