Berpolitik Itu Hidup Berjamaah

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

Ilustrasi

PADA opini sebelumnya sudah ditulis “Berpolitik itu Apa”. Salah satu jawabannya yang lebih mudah adalah bahwa berpolitik itu hidup berjamaah. Maksudnya adalah hidup yang selalu mengedepankan nilai kebersamaan, kemanfaatan, dan kemaslahatan bersama. Kepentingan yang dikedepankan adalah kepentingan kaum/rakyat, bukan kepentingan pribadi atau golongan.

Berjamaah berarti bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maju bareng, sejahtera, dan makmur bareng-bareng. Sangat indah, agung, dan mulya jika konsepsi politik dibangun dan dikembangkan dengan semangat seperti itu. Konsep demokrasinya kan sudah sangat jelas rumusannya, yaitu dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Dalam konteks ini maka segala bentuk input, proses, output, outcome, dampak, dan manfaat yang dihasilkan dari konsep berjamaah tadi dalam berpolitik harus dikembalikan untuk kepentingan kaum/rakyat. Karena berpolitik itu adalah berjamaah, maka mekanismenya harus dikelola dengan semangat musyawarah untuk mencapai mufakat yang berdimensi nilai-nilai kemanusiaan yang menjunjung tinggi keadaban dan keadilan.

Landasan utamanya adalah pasti keimanan kepada Tuhan. Pendekatan berjamaah, semangatnya uhuwah untuk menjadikan hidup dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menjadi maju dan berkembang untuk kepentingan bersama.

Dalam politik praktis, sebenarnya sudah ada best practice-nya yaitu menggunakan pilihan kata/kalimat yang elegan. Misalnya, kita menggunakan istilah masyarakat, bangsa negara Indonesia. Ketiga suku kata itu berbentuk jamak, dan inilah konsepsi berjamaah, bukan kekuasaan. Masyarakat ASEAN, Masyarakat Uni Eropa adalah konsep politik yang bermakna berjamaah.

Mengapa harus berjamaah bukan dimensi kekuasaan yang dikedepankan? Jawabannya mudah saja, yakni dengan berjamaah segala masalah dapat diatasi dengan baik dan lebih komprehenif. Yang berat menjadi ringan karena dipikul ramai-ramai. Konflik lebih mudah diselesaikan dan diredam. Kalau kekuasaan yang menjadi arus utamanya, maka berbagai masalah akan memakan waktu untuk mencari penyelesaiannya. Kalau bisa selesai kadang-kadang menjadi bolong-bolong karena prespektifnya hanya dilihat dari kepentingan rezim yang berkuasa, bukan kepentingan jamaah.

Saling Ketergantungan

Berpolitik itu berjamaah berarti pula memberi pertanda bahwa di dunia ini tidak ada kekuasaan dan kekuatan yang bersifat langgeng alias abadi. Dan tidak pula ada kelemahan yang bersifat abadi. Inilah akhirnya muncul paradigma dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, istilah interdependensi atau saling ketergantungan.

Ada lagi istilah win-win condition, bukan lagi zero sum game. Bermain bola berjamaah kalau mau menang.Tapi, tidak selamanya akan selalu menang di sepanjang masa, karena kekuatan itu tidak bersifat abadi.Yang berskala dunia saja berpolitiknya selalu berpendekatan berjamaah bukan kekuasaan sepert contoh Masyarakat ASEAN dan Masyarakat Uni Eropa tadi.

Kenapa mereka memilih berjamaah bukan memilih kekuasaan? Karena masing-masing negara sadar sesadarnya bahwa dengan berjamaah banyak hal akan bisa ditangani. Contoh soal Laut China Selatan. Kalau politik kekuasaan yang dipakai, maka peranglah yang terjadi. Tapi, karena pendekatan politik berjamaah yang dipakai, maka perang dapat dihindarkan.

Semoga hal yang disampaikan ini menjadi inspirasi untuk menjadi bahan perbaikan cara hidup berpolitik di negeri ini. Kehidupan di bidang apa pun tidak bisa dibuat seragam di seluruh dunia. Hegomoni politik berbasis kekuasaan rasanya tidak cocok lagi, karena melawan kodrat manusia dan kemanusiaan.

Yang lebih tepat barangkali yang berjamaah, karena berarti manusia menyadari kodratnya, yaitu manusia yang satu bergantung juga pada manusia yang lain. Masyarakat yang satu di belahan dunia manapun akan bergantung sesamanya.

Dengan demikian politik globalisasi pada dasarnya juga mengadopsi sistem arus utama politik berjamaah. Semoga perdamaian, kesejahteraan, kemakmuran, dan keadilan sebagai standar hidup dan kehidupan yang bersifat universal dapat terwujud dengan menerapkan politik berjamaah dan bukan politik kekuasaaan. NKRI hanya akan bisa lestari jika kita selalu berjamaah, meskipun kita ber-Bhineka Tunggal Ika. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS