Site icon TubasMedia.com

BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 7,50%

Loading

e8a2b20126773cf362d60eb1926

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan, BI Rate, sebesar 7,50%, dengan suku bunga Deposit Facility 5,50% dan Lending Facility pada level 8,00%. Demikian keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang dipimpin Gubernur BI Agus Martowardojo, di Jakarta, Selasa (19/5/2015).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara, mengemukakan, keputusan mempertahankan BI Rate pada angka 7,50% sejalan dengan stance kebijakan moneter yang cenderung ketat untuk menjaga agar inflasi berada dalam sasaran 4±1% pada 2015 dan 2016, serta mengarahkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat dalam kisaran 2,5-3%.

Untuk memelihara momentum pertumbuhan ekonomi, BI melonggarkan kebijakan makroprudensial melalui revisi ketentuan GWM-LDR, ketentuan LTV untuk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), serta ketentuan pembayaran uang muka untuk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).

“Bank Indonesia juga terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah, tidak saja dalam mengendalikan inflasi dan defisit transaksi berjalan, tetapi juga dalam mempercepat stimulus fiskal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Tirta dalam siaran pers Selasa siang.

Ia menegaskan, Bank Indonesia mendukung upaya pemerintah untuk mempercepat realisasi proyek-proyek infrastruktur dan melanjutkan berbagai kebijakan struktural untuk menumbuhkan optimisme pelaku ekonomi terhadap perbaikan prospek ekonomi Indonesia.

Laman Sekretariat Kabinet memberitakan, RDG BI juga menyampaikan, pemulihan ekonomi global masih berjalan tidak seimbang dengan risiko di pasar keuangan global yang masih tinggi. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan tidak secepat perkiraan semula seiring lebih rendahnya prakiraan pertumbuhan ekonomi AS dan Tiongkok.

Sebaliknya, perekonomian Eropa diperkirakan terus membaik ditopang pelonggaran kondisi moneter dan keuangan serta dampak penurunan harga minyak. “Perekonomian dunia yang melambat berdampak pada harga komoditas internasional yang masih terus menurun, meskipun harga minyak dunia mulai kembali mengalami kenaikan,” kata Tirta.

Rapat Dewan Gubernur BI juga mencatat, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2015 melambat, namun diperkirakan membaik pada triwulan-triwulan mendatang.

“Pertumbuhan pada triwulan I 2015 tercatat sebesar 4,7% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,0% (yoy). Hal ini terutama didorong lemahnya kinerja beberapa komponen permintaan domestic, terutama konsumsi pemerintah dan investasi pada sektor bangunan,” kata Tirta. (ril/ender)

Exit mobile version