Bisnis Narkoba di Lapas

Loading

Ilustrasi

Ilustrasi

APALAH arti sebuah nama. Kalimat singkat dan pendek ini sering kita ucapkan manakala ada perdebatan kecil tentang nama. Sekilas memang nama itu, entah nama lembaga, nama institusi atau nama apa saja, selalu diidentikkan dengan misi dan visi si pemilik nama tersebut.

Sebut saja misalnya KPK tugasnya memberantas korupsi, Bulog mengurusi logistik negeri ini, toko bahan bangunan menjual bahan-bahan yang erat kaitannya dengan bangunan, rumah makan ya tempat makan.

Bayangkan kalau KPK menjadi penjual bahan bangunan atau toko bahan bangunan menjadi tukang memberantas korupsi atau Bulog menjadi mengurus perkara, aneh kan? Tidak hanya aneh, akan tetapi ada muatan pelanggaran di dalamnya. Paling tidak melanggar hukum kepatutan.

Demikian halnya Lapas (Lembaga Pemasyarakatan). Sudah barang tentu, lembaga ini diharapkan tampil dan berperan menjadi lembaga yang mampu memasyarakatkan manusia yang sempat mendekam di dalamnya. Caranya? Pasti sudah ditentukan pihak berwenang dan sudah pasti pula ada aturan main yang baku untuk memasyarakatkan masyarakat yang mendekam dalam Lapas.

Harapannya, jika para terpidana selesai menjalani hukumannya, dapat kembali ke tengah masyarakat dan berbaur kembali karena sudah dimasyarakatkan di dalam lembaga pemasyarakatan.

Namun apa yang terjadi. Baru-baru ini (sebenarnya sudah sering terjadi), kita dikejutkan berita bahwa di dalam Lapas Narkoba Nusakambangan, terjadi jual beli narkoba. Sampai di situ, beritanya masih biasa-biasa saja, tapi semakin luar biasa karena Kepala Lapas Narkoba Nusakambangan dan Kepala Keamanannya, ditengarai terlibat dalam bisnis narkoba dimaksud.

Entah setan apa yang merasuki kepala lapas itu. Yang seharusnya dia mengawasi, ternyata jadi pemain, atau malah mungkin dia yang menjadi pemimpin perdagangan bisnis narkoba. Atau jangan-jangan kepala lapas sudah terjebak masuk dalam jaringan bisnis narkoba di tingkat internasional.

Bisa dibayangkan betapa bebasnya perdagangan narkoba di dalam lapas narkoba Nusakambangan sehingga akhirnya tujuan serta misi lapas tidak akan tercapai. Bahkan sebaliknya, seluruh penghuni lapas narkoba menjadi lebih mahir memainkan bisnis barang haram dimaksud.

Berbagai perdebatan sekitar hukuman terhadap pemakai, pengedar dan bandar narkoba sudah sering kita dengar, namun hasilnya, perdagangan narkoba tidak dapat dihentikan, malah semakin merajalela, bahkan masuk hingga ke kawasan yang mendapat pengawalan ketat.

Sehingga ada kesimpulan, untuk membuat jera, sebaiknya seluruh tersangka pengedar narkoba ditembak mati saja. Lebih baik kita kehilangan ratusan jiwa yang adalah pengedar narkoba ketimbang negeri ini semakin hancur di tangan mereka. Sebab masih banyak anak-anak negeri ini yang harus kita selamatkan.

Melalui tajuk ini diharapkan para petinggi negeri ini janganlah sibuk mengurusi diri sendiri, tapi lihat itu, masa depan bangsa ini. Perjalanan kita masih panjang. Perjalanan negeri ini tidak hanya untuk pemilu 2014 saja, tapi mari kita menatap hingga batas yang tak terhingga. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS