Bunga Citra Lestari “Mati-matian” Dapatkan Peran Ainun

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Berbeda ketika bermain pada film-film sebelumnya, untuk tampil di film Habibie & Ainun, Bunga Citra Lestari (BCL) harus berjuang mati-matian untuk mendapatkan peran sebagai Ainun. Jika pada film-film sebelumnya dia bermain karena diminta, maka pada film besutan sutradara Hanung Bramantyo ini, dia sendiri yang mengejar untuk mendapatkannya. Mengapa harus berjuang mendapatkan peran tersebut, BCL?

“Aku benar-benar tertarik dengan Ibu Ainun,” ujar BCL, saat syukuran pra-produksi film Habibie & Ainun di Kantor MD Entertainment, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (15/7). “Begitu aku dengar mau dibikin film ini, aku langsung berpikir bagaimana caranya agar aku dapatkan peran sebagai Ibu Ainun, meski waktu tidurnya tersita karena syuting misalnya,’’ katanya.

Sebuah tanggung jawab besar diemban Bunga Citra Lestari bersama Reza Rahadian, yang berperan sebagai BJ Habibie. Tidak hanya mentransfer bagaimana sosok fisik serta perilaku sehari-hari Ibu Ainun, juga menerjemahkan romantisme antara sosok Habibie dan Ainun.

Bunga mengaku, berhasil mendapatkan peran sebagai istri presiden ke-3 RI itu bukan berarti tanpa beban. “Pasti ada beban. Kalau Reza Rahadian berperan menjadi Pak Habibie, eyang Habibie-nya kan masih ada. Otomatis begitu ada apa-apa, dia bisa langsung bertanya. Kalau saya?” ujarnya.

“Banyak sekali bahan mengenai wawancara dengan Bapak Habibie. Banyak rekaman yang bisa didengar,” ujar BCL.

“Tapi, ya buat Ibu Ainun, baik dari cara beliau berbicara, bagaimana sehari-hari hidup beliau, kita bisa mendapat masukan pembicaraan dari orang-orang sekitar beliau yang masih hidup. Sebab kan, kita nggak tahu persis Ibu Ainun ngomong dan bertingkah laku seperti apa dengan seorang Habibie.

Seperti apa, bagaimana kegiatannya, selain ngobrol langsung dengan eyang Habibie, juga lebih banyak saya mendapat masukan dari orang-orang saja. Bebannya ke situ, sih,” ungkapnya.

BCL pun berdiskusi dengan banyak orang dekat Ibu Ainun untuk bisa lebih dekat dengan perannya. Ia pun mendalami kisah cinta antara Habibie dan Ainun sendiri.

“Yang aku ingin dapatkan bukan cuma ke teknik bagaimana aku dapatkan Ibu Ainun berjalan atau bertingkah laku, berbicara. Tetapi, bagaimana rasa cinta di antara mereka berdua. Semoga nanti pesan yang ingin disampaikan eyang (Habibie) dalam bukunya, bisa juga nyampe ke orang lain lewat film,” kata gadis kelahiran Jakarta, 22 Maret 1982, itu. (stevie)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS