China Tujuan Terbesar Ekspor Nonmigas

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Nilai ekspor Indonesia pada Juli 2012 mengalami peningkatan 4,60 persen dibanding bulan Juni 2012. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jika dibandingkan data ekspor year on year (yoy) dengan Juli 2011, ekspor Indonesia justru mengalami penurunan 7,27 persen.

Kepala BPS, Suryamin mengatakan, secara kumulatif Januari-Juli 2012, ekspor Indonesia mencapai US$113,11 miliar atau turun sekitar 2,52 persen dibandingkan periode yang sama 2011. Ia juga menambahkan ekspor non-migas juga mengalami penurunan sebanyak US$ 89,97 miliar atau sekitar 2,90 persen Katanya pada acara jumpa pers di gedung BPS, Jakarta, 3/9/2012.

Ekspor Indonesia pada bulan Juli 2012 mengalami peningkatan sebesar 4,60 persen dibandingkan bulan Juni 2012 yaitu dari US$ 15.441,5 juta menjadi US$ 16.151,6 juta. “Hal ini dikarenakan meningkatnya ekspor non-migas pada periode yang sama, sebesar 5,04 persen atau dari US$ 12.541,8 juta menjadi US$ 13.173,8 juta”.

Menurut Suryamin lagi, volume ekspor migas Juli 2012 dibandingkan Juni 2012 untuk hasil minyak dan gas, masing-masing naik sebesar 12,17 persen dan 9,04 persen. Sedangkan untuk minyak mentah turun sebesar 10,65 persen. Sementara itu, harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia naik dari US$99,08 per barel pada Juni, menjadi US$102,88 per barel selama Juli.

“Tiga negara tujuan utama ekspor Indonesia adalah China dengan nilai ekspor non migas US$ 12,02 miliar, Jepang dengan nilai ekspor US$ 10,24 miliar dan Amerika Serikat sebesar US$ 8,74 miliar”.

Sementara untuk impor, selama Juli tercatat mencapai US$16,32 miliar, atau turun 2,39 persen jika dibanding Juni. Kondisi itu disebabkan oleh penurunan impor migas sebesar 18,51 persen, walaupun impor non-migas meningkat 1,66 persen.

Penurunan impor migas juga disebabkan oleh turunnya impor minyak mentah dan hasil minyak, masing-masing sebesar 17,48 persen serta 18,16 persen. Demikian juga dengan impor gas yang menurun 28,56 persen.

Secara lebih rinci, peningkatan impor migas lebih disebabkan oleh kenaikan impor hasil minyak dan gas, masing-masing sebesar US$176,4 juta atau 1,11 persen) dan US$1.060,8 juta Atau 129,43 persen. Sedangkan impor minyak mentah turun US$106,0 juta atau 1,60 persen.

Nilai impor migas tertinggi tercatat pada April 2012, dengan nilai mencapai US$4,12 miliar, dengan yang terendah terjadi pada Juli yaitu senilai US$2,73 miliar. Sementara itu, nilai impor non-migas tertinggi tercatat pada Juli, yaitu sebesar US$13,59 miliar, dan terendah pada Agustus 2011 dengan nilai US$11,26 miliar. (roris)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS