Cukai Tembakau Naik, Peredaran Rokok Illegal Meningkat

Loading

images

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Kenaikan cukai tembakau justru akan meningkatkan peredaran rokok ilegal. Kenaikan cukai tembakau tersebut tidak akan bisa mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap rokok.

“Tarif cukai rokok tinggi apakah akan mampu mengendalikan konsumsi atau justru mendorong rokok ilegal karena permintaan rokok cenderung inelastis mengingat rokok sudah jadi budaya di Indonesia,” kata Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati, di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Selasa (22/9/2015).

Menurut Enny, pemerintah selama ini terus melalukan intensifikasi cukai khususnya penyesuaian tarif cukai hasil tembakau yang orientasinya lebih kepada peningkatan penerimaan bukan pada pengendalian konsumsi.

Enny mencontohkan, belajar dari pengalaman di Singapura yang meningkatkan tarif cukainya secara tajam dari 150 dolar Singapura menjadi 352 dolar Singapura per 1.000 batang rokok di tahun 2000-2005 atau meningkat rata-rata 19 persen per tahun.

“Akibat kenaikan tarif cukai yang tinggi, volume rokok legal turun dari 3,2 miliar batang pada 2000 menjadi 1,8 miliar pada 2006 atau turun 43 persen,” jelas dia.

Padahal, jelas Enny, penerimaan cukai Singapura sebelumnya pada 2000 hingga 2003 naik 54 persen. Akan tetapi, langsung mengalami penurunan sebesar 10 persen antara 2003 sampai dengan 2006.

“Ini adalah contoh nyata dari kurva laffer, di mana beberapa kenaikan tarif cukai yang tajam dapat menyebabkan penurunan pendapatan cukai negara,” katanya.

Sementara itu, Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri) mengeluhkan rencana kenaikan cukai pada rokok sebesar 23 persen pada tahun depan. Pasalnya, kenaikan tersebut akan mendorong peningkatan rokok ilegal.

Sekjen Gappri, Hasan Aoni Aziz menjelaskan, meskipun dia belum bisa menghitung potensi seberapa besar peningkatan rokok ilegal tersebut, namun berkaca pada 2014, jumlah rokok ilegal pasca kenaikan cukai begitu besar.

Tentu saja, hal tersebut menjadi tantangan besar bagi industri karena harus bersaing dengan rokok yang lebih murah. “Saya ingin katakan kalau tarif dinaikkan pasti ilegalnya tinggi. Kami rugi karena disaingkan barang ilegal,” tuturnya. (sabar)

CATEGORIES
TAGS