Site icon TubasMedia.com

Dampak Perang Dagang AS-China, Investor China akan Berbondong-bondong ke Indonesia

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Investor asal China sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) diperhitungkan akan semakin banyak berinves di Indonesia pasca adanya ancaman perang Amerika Serikat dengan China.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perdagangan, Benny Soetrisno mengatakan tidak tertutup kemungkinan pelaku industri TPT akan hengkang ke Indonesia karena produk TPT buatan Indonesia akan menjadi lebih kompetitif dibanding produk negara asing.

‘’Paling tidak kita akan bangun usaha patungan dengan mereka karena mereka tidak akan mungkin lagi bertahan di negerinya karena akan kalah bersaing dengan produk Indonesia,’’ jelas Benny.

Sebagaimana diketahui Presiden AS Donald Trump mengeluarkan ancaman dengan China dan Indonesia akan mencabut fasilitas kemudahan membuka transaksi perdagangan dengan negeri paman Sam itu.

Namun kata Benny, ancaman itu malah membawa angina segar kepada Indonesia sebab AS nantinya akan memberlakukan peraturan yang sama dengan seluruh negara pengekspor produknya ke AS.

‘’Jika itu yang terjadi, sudah pasti produk TPT kita jauh lebih unggul dari China, Vietnam dan India,’’ jelasnya.

Hanya saja katanya, pemerintah Indonesia perlu melakukan kebijakan baru di sektor pelayanan listrik dimana tarif listrik di Indonesia yang masih US11 sen/kwh lebih mahal dibanding Vietnam yang hanya US$6 sen/kwh.

Demikian juga hari libur di Indonesia yang terlalu banyak sehingga kapasitas kerja buruh berada jauh disbanding Cina. Sistem gaji lembur juga perlu ditinjau, jika di Cina ongkos lemburnya flat, lain dengan Indonesia yang setiap jam ongkos meningkat.

Sementara itu menurut Benny jam kerja buruh pabrik TPT di Indonesia hanya 40 jam/minggu tapi di Cina dan Vietnam serta India mencapai 48 jam sehingga kapasitas produksi mereka berada di atas Indonesia yang membuat ongkos produknya lebih efisien.

Ditanya mengenai penguasaan teknologi dikatakan, Indonesia tidak perlu diragukan dan mesin-mesin produksi Indonesia juga tergolong modern. (sabar)

 

 

 

 

 

Exit mobile version