Dari Naik Sepeda Hingga Hemat Energi

Loading

Oleh : Enderson Tambunan

Ilustrasi

BANYAK cara untuk menyatakan kepedulian pada lingkungan. Mulai dari naik sepeda hingga menghemat energi. Mulai dari menanam sebatang pohon hingga tak membuang sampah secara sembarangan. Pendek kata, siapapun punya kesempatan untuk menyatakan “aku cinta lingkungan”.

Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta, misalnya, meminta masyarakat untuk diet plastik. Ketika berada di Kota Padang, belum lama ini, Menteri LH ini mengajak masyarakat untuk membawa kantong sendiri saat berbelanja atau membawa rantang saat membeli masakan. Repot memang, tapi hal itu sangat membantu kelestarian bumi, katanya.

Kaum ibu di daerah-daerah, termasuk di kota kelahiran saya, Tarutung, selalu membawa keranjang saat ke pasar. Kebutuhan dapur yang dibeli di pasar dimasukkan ke keranjang dan dibawa pulang. Awalnya, keranjang anyaman itu terbuat dari rotan dan belakangan sudah dari bahan plastik. Setiap hari pasar atau pecan, keranjang dibawa. Tak heran kalau kemudian keranjang itu cepat usang. Tapi, tak apa, sepanjang masih dapat dipakai, keranjang tetap menjadi “tas” tempat belanjaan.

Menengok kebiasaan di berbagai daerah, maka ajakan Menteri Lingkungan Hidup untuk diet plastik, memungkinkan dilakukan. Jika pada awalnya membawa keranjang ke pasar untuk kepraktisan, maka sekarang sekaligus menyatakan kepedulian pada lingkungan.

Menggembirakan menyaksikan semakin banyak orang yang peduli pada lingkungan. Itu penting untuk kehidupan. Seperti dikemukakan oleh pakar lingkungan dari Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta, Ir SM Doloksaribu, M.Ing, lingkungan adalah masa depan kita. Melestarikan lingkungan berarti membuat yang terbaik bagi masa depan kita.

Berbagai lembaga, organisasi, dan industri menyatakan go green atau peduli lingkungan. Mereka menyatakan itu tentu setelah melaksanakan aktivitas atau aksi nyata kepedulian, seperti menanam pohon, hemat energi, hemat kertas, memilah-milah sampah, dan lain sebagainya. Makin banyak yang menyatakan peduli lingkungan, berarti makin banyak pula yang sudah melaksanakan aksi nyata. Tentu, yang lebih efektif apabila aksi tersebut dilaksanakan secara berkesinambungan.

Acara bersepeda ria selalu diminati banyak orang. Tak ada acara bersepeda yang sepi peserta, selalu ramai. Belakangan ini, bersepeda sudah menjadi gaya hidup sehat dan peduli lingkungan. Banyak warga kota mengayuh sepeda ke kantor dengan meninggalkan sepeda motor atau mobil di rumah. Luar biasa.

Terkait dengan itu, beberapa pemda menyelenggarakan acara car free day atau bebas kendaraan sekali sebulan. Ruas jalan tertentu ditutup untuk kendaraan bermotor. Yang boleh lewat hanya sepeda. Maka, acara ini pun jadi ajang bersepeda ria. Ramai sekali. Kegiatan seperti ini menyehatkan badan dan lingkungan.

Dunia juga memberikan perhatian pada penggunaan sepeda sebagai alat transportasi. Rasanya, banyak negara seperti berlomba memberikan yang terbaik bagi para pesepeda. Menurut bahan kepustakaan, muncul pula negara yang disebut-sebut kota ternyaman untuk pesepeda, yakni Kopenhagen (Denmark), Amsterdam (Belanda), Davis, Kalifornia (AS), dan Barcelona (Spanyol).

Kopenhagen berpenduduk 1,8 juta. Sekitar 32 persen pekerja di kota itu menggunakan sepeda sebagai alat transportasi. Kota yang berada pada peringkat enam dunia dalam hal kualitas hidup, merupakan surga bagi para pesepeda. Kabarnya, setiap warga kota Kopenhagen memiliki satu sepeda. Kota ini menawarkan sepeda umum gratis dan jalur sepeda yang ditunjuk dengan sistem sinyal terpisah. Bahkan, salah satu daerah bernama Christiana hanya boleh dilewati sepeda. ***

TAGS

COMMENTS