Didorong, Peningkatan Konsumsi Karet Alam Domestik

Loading

Menteri Perindustrian Saleh Husin seusai membuka Pameran Produk Karet Hilir mencoba membuat sarung tangan karet berbahan latex disaksikan (dari kiri) Kepala BPPT Unggul Priyanto, Dirjen BIM Harjanto, serta Kepala SMTI Bandar Lampung Eko Erwanto di Plasa Pameran Industri Kementerian Perindustrian, Jakarta 11 Mei 2015

SARUNG TANGAN – Menteri Perindustrian Saleh Husin seusai membuka Pameran Produk Karet Hilir mencoba membuat sarung tangan karet berbahan latex disaksikan (dari kiri) Kepala BPPT Unggul Priyanto, Dirjen BIM Harjanto, serta Kepala SMTI Bandar Lampung Eko Erwanto di Plasa Pameran Industri Kementerian Perindustrian, Jakarta 11 Mei 2015. (tubasmedia.com/istimewa)

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Kementerian Perindustrian terus menempuh berbagai langkah strategis dalam upaya mendorong peningkatan konsumsi karet alam di dalam negeri, yang diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah potensi sumber daya alam nasional.Meskipun Indonesia negara utama penghasil karet alam, namun tingkat konsumsi karet alam domestik masih di bawah Malaysia, China dan India, yang telah menyerap lebih dari 40 persen.

“Pemerintah memandang perlu dilakukan langkah-langkah untuk peningkatan konsumsi karet alam dalam negeri, karena saat ini konsumsi karet alam domestik untuk memproduksi barang-barang karet hanya mencapai sekitar 18 persen dari total produksi nasional,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin dalam sambutannya saat meresmikan Pameran Produk Karet Hilir di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (11/5/2015).

Pameran yang diselenggarakan 11 – 15 Mei 2015 dan dibuka untuk umum pukul 09.00 – 17.00 WIB diikuti 32 peserta. Pameran ini sebagai tindak lanjut Joint Statement tentang peningkatan konsumsi karet alam di Indonesia yang dilaksanakan di Kementerian Perdagangan pada 9 April 2015.

“Pameran ini mempunyai nilai dan arti yang sangat penting bagi perkembangan industri barang-barang karet di Indonesia yang perlu mendapat dukungan sepenuhnya dari seluruh pemangku kepentingan, mengingat produk karet hilir merupakan salah satu jenis industri yang bertumpu pada kekuatan potensi sumber daya alam, sehingga mampu mendukung pembangunan nasional,” kata Menperin, seperti dikutip dari siaran pers Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenperin, Hartono.

Menurut Menperin, saat ini produksi karet alam di Indonesia melebihi 3 juta ton per tahun, dan akan terus ditingkatkan mengingat potensi lahan mencapai 3,5 juta hektare. Selain itu, peningkatan produksi karet alam nasional perlu didukung oleh program-program penelitian dan pengembangan yang dilakukan baik oleh pemerintah, institusi pendidikan maupun pihak swasta.
Sesuai dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang RIPIN 2015-2035, industri karet merupakan salah satu industri prioritas untuk dikembangkan.

“Industri karet menjadi sektor prioritas, karena pertimbangan besarnya potensi lahan yang akan mendukung pemenuhan kebutuhan bahan baku industri barang-barang karet untuk jangka panjang,” tegas Menperin.

Sesuai data, industri pengguna karet alam di Indonesia sebesar 55% dimanfaatkan oleh industri ban; 17% industri sarung tangan dan benang karet; 11% industri alas kaki, dan 9% industri barang-barang karet lainnya. Di samping itu, penggunaan karet sintetis dan kimia karet memegang peranan penting dalam menghasilkan produk karet hilir. (ender)

CATEGORIES
TAGS