Dipicu Kenaikan Berbagai Harga Barang, Sumut Terimbas Inflasi
BArang,
MEDAN, (tubasmedia.com) – Dipicu kenaikan harga berbagai barang mulai dari cabai merah, bawang merah, gas dan tarif listrik pada Mei, menyebabkan Sumatera Utara (Sumut) terimbas inflasi yang semakin besar hingga mencapai 1,02 persen. Inflasi paling tinggi di Sumut terjadi di Sibolga sebesar 1,57 persen, Pematangsiantar 1,11 persen, Medan 1.01 persen dan Padangsidempuan 0,62 persen.
Di Kota Medan, inflasi dipicu naiknya semua kelompok pengeluaran mulai dari bahan makanan yang memberi andil 0,89 persen hingga transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,01 persen. Harga cabai merah di kota itu naik 94,46 persen disusul harga daging ayam ras 10, 73 persen, gula pasir 3,59 persen dan tarif listrik 0,82 persen.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Bismar S Pardamean, terjadinya lagi inflasi di Mei membuat inflasi secara kumulatif daerah itu bertambah besar 0,86 persen dari 0,85 persen di April. Saat itu inflasi Sumut masih 0,89 persen, sedangkan Mei sudah 1,02 persen,
Dijelaskan, inflasi di Sumut pada Mei itu juga didorong terjadinya inflasi pada semua kota yang dijadikan indeks harga konsumen (IHK). Namun menurut Bismar, masalah inflasi tidak hanya menimpa Sumut. Hampir semua provinsi diterpa inflasi. Di Sumatera (Utara, Selatan dan Barat) dari 23 kota yang dijadikan IHK, sebanyak 22 daerah mengalami inflasi dengan tertinggi di Sibolga 1,57 persen dan terendah di Bungo 0,34 persen.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan ada prakiraan inflasi akan naik lagi karena momentum memasuki bulan Ramadhan. Agar tidak mengalami lonjakan signifikan, pemerintah harus mulai melakukan berbagai hal seperti menjaga ketersedian berbagai barang. Selain menjaga ketersedian, pemerintah juga harus pro aktif menjaga harga.
“Harus pro aktif karena biasanya spekulan melakukan spekulasi menaikkan harga memanfaatkan naiknya permintaan,” kata Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) itu. (rel/marto)