Dirjen IKM: Satu Kata Saja, Stop Impor !

Loading

PASURUAN, (tubasmedia.com) – Cara utama meningkatkan pemasaran produk dalam negeri dan menjadikan produk nasional menjadi tuan di negeri sendiri, pemerintah harus mau dan berani menghentikan impor.

“Satu kata saja, stop impor,’’ kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih usai meninjau proses produksi cangkul di bengkel PT Boma Bima Indra (BBI), di Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (18/04).

Selama ini lanjut Gati, tindakan pemerintah membuka keran impor terlalu gampang. ‘’Dikit-dikit impor, dikit-dikit impor. Harusnya pemerintah nanya kami dong (Kemenperin.red), apakah kami bisa memproduksi barang yang dibutuhkan ? Jangan langsung impor. Saya katakan ya, kita sudah bisa memproduksi semua. Jadi tak usah lagi impor,’’ jelasnya.

‘’Nah, kalau semua impor distop, produk dalam negeri akan membanjiri pasar nasional, daya saing kita meningkat dan kesejahteraan warga semakin membaik, ekonomi nasional juga akan terdongkrak,’’ jelasnya.

Dalam kaitan meningkatkan memperluas pemasaran cangkul sekaligus meningkatkan kapasitas industri produsen cangkul nasional kata Gati, Kementerian Perindustrian mencanangkan program Satu Rumah Satu Cangkul.

Kemenperin pada tahap awal akan bekerja sama dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) dan Transmigrasi untuk mendata beberapa desa. Nantinya, Kemendes akan mendata jumlah rumah di desa tujuan.

Dulu katanya, pihaknya meragukan kemampuan IKM. Tapi nyatanya kalau pasokan bahan bakunya bisa dijamin, kapasitas produksi IKM bisa lebih tinggi lagi sehingga tidak ada alasan cangkul impor masuk Indonesia.

‘’Intinya adalah pasokan bahan baku. Sepanjang bahan baku tersedia, mproduksi nasional akan tetyap lancar,’’ katanya.

Sementara itu, pihak PT Karakatau Steel yang hadir dalam pertemuan itu menyatakan kalau BUMN tersebut siap memasok bahan baku, dalam kondisi apapun.

Menurut Gati, program Satu Rumah Satu Cangkul akan meningkatkan kapasitas IKM produsen cangkul. IKM akan didorong untuk memasok cangkul pada program tersebut.

“Nanti dari data kebutuhan yang dihimpun Kemendes, KemenBUMN akan mengoordinasikan dananya yang akan diambil dari CSR perusahaan BUMN. Untuk tahap awal pengadaannya ini akan kami fokuskan dulu di Kecamatan Ceper, Jateng,” kata Gati.

Saat ini terdapat 12.609 unit usaha IKM alat mesin pertanian dengan kapasitas produksi mencapai 14 juta unit cangkul per tahun. (sabar)

 

TAGS