Dua Korea Melangkah Maju

Loading

Oleh: Enderson Tambunan

Enderson Tambunan

Enderson Tambunan

JADI juga pertemuan resmi Korea Utara dan Korea Selatan di daerah gencatan senjata (demiliterisasi) Panmunjom dengan hasil menggembirakan. Pertemuan pejabat senior kedua negara itu berhasil menyepakati diadakannya pertemuan tingkat tinggi – kemungkinan menteri – di Seoul, untuk membicarakan lebih lanjut masalah yang berkaitan dengan bidang komersial dan sosial. Waktu pertemuan tingkat tinggi itu diproyeksikan pekan ini, Rabu dan Kamis, 12-13 Juni 2013.

Pertemuan pejabat senior itu berlangsung Minggu (9/6) dan berakhir Senin pagi. Seperti diberitakan, pembicaraan itu berlangsung dua sesi dan masing-masing negara diwakili tiga pejabat senior. Kedua pihak inilah yang dengan hati-hati dan terarah membicarakan pertemuan berikut dan rincian agenda untuk disampaikan ke negara masing-masing.

Inilah pertemuan resmi kedua Korea setelah sejak 2010 diselimuti ketegangan yang memuncak pada Februari lalu, ketika Korea Utara melakukan uji coba nuklir, yang mengejutkan banyak negara. Perserikatan Bangsa Bangsa pun mengeluarkan resolusi yang kemudian membuat marah Korut, hingga mengancam menyerang Korsel dan Amerika Serikat.

Ancaman itu juga berlatar belakang latihan militer bersama Korsel dan AS. Korut tak senang dengan latihan itu, karena dinilai provokasi. Maka, Korut pun mengancam menyerang fasilitas AS di kawasan.

Pertemuan itu disebut resmi, karena inisiatifnya berasal dari kedua negara. Sebelumnya, pernah berlangsung pertemuan utusan Korut dan Korsel, di antaranya, di Markas PBB di New York yang difasilitasi oleh negara lain.

Tapi, pertemuan Minggu dan Senin di Desa Panmunjon, tempat dicapainya persetujuan pengakhiran Perang Korea, pada 1950-1953, orisinal berasal dari Korut, Kamis lalu. Usul itu ditanggapi cepat oleh Korsel. Dan dalam gerak cepat dipersiapkan pertemuan yang menjadi harapan baru bagi penyelesaian konflik kedua negara.

Menurut berbagai sumber, dalam pertemuan yang didominasi negosiasi itu, kedua Korea mencapai kesepakatan untuk menyelenggarakan pembicaraan tingkat tinggi pertama sejak 2007, pada Rabu dan Kamis. Lalu, dibahas mengenai kerangka kerja untuk pertemuan nanti. Kementerian Unifikasi di Seoul mengatakan, kedua negara mencapai satu pemahaman parsial selama pembicaraan di Panmunjom.

Program Reuni Keluarga

Mengutip Kantor berita Korea Utara, KCNA, media massa global Senin pagi menyiarkan, pertemuan nanti akan fokus pada pemulihan kembali hubungan-hubungan komersial yang ditangguhkan, termasuk mengenai nasib Kompleks Industri Kaesong yang ditutup Korea Utara, April lalu, setelah ketegangan antara kedua Korea meningkat.

Isu lain yang akan dibahas, terkait dengan program reuni keluarga yang terpisah sejak perang (1950-1953) dan dimulainya kembali tur oleh warga Korea Selatan ke kawasan wisata Gunung Kumgang di Korea Utara. Program-program itu ditangguhkan sejak 2008.

Dari sudut kepentingan kedua negara, agenda yang dibicarakan pada pertemuan tingkat tinggi, amat tepat, mengingat topik-topik itu dapat disebut sebagai jalan menuju rekonsiliasi, bahkan reunifikasi, yang sudah lama diidamidamkan berbagai pihak. Bahkan, lembaga-lembaga internasional pun, seperti PBB dan ASEAN, yang dekat dengan Semenanjung Korea, berupaya dengan berbagai aksi, agar konflik kedua Korea berakhir.

Kaesong, misalnya, adalah kawasan industri bersama, yang dikehendaki oleh kedua Korea. Kawasan industri itu dibangun pada 2004, sebagai salah satu jalan menuju pembicaraan rekonsiliasi. Di kawasan ini terdapat sekitar 120 perusahaan Korsel dan mempekerjakan sekitar 53.000 warga Korut. Maka, Kaesong, yang dikelola dengan prinsip manajemen modern oleh pengusaha Korsel, menjadi salah satu sumber pendapatan penting Korut, terutama dari gaji para pekerja.

Kawasan industri ini terletak di wilayah Korut, sekitar 10 kilometer dari perbatasan Korsel. Memuncaknya ketegangan di Semenanjung Korea, mulai Februari lalu, mendorong Korut untuk menutup Kaesong pada 3 April 2013. Sejak itu, deru industri modern di Kaesong berhenti total. Truk-truk yang memasok bahan baku dan logistik untuk para pekerja serta yang mengangkut produk Kaesong tak lagi hilir-mudik. Masa depan Kaesong pun mulai dipertanyakan.

Isu mengenai pembukaan kembali objek wisata Gunung Kumgang untuk warga Korsel serta program reuni keluarga kedua Korea yang terpisah, juga sangat penting dibahas, mengingat hal itu menyangkut hubungan antarpenduduk Korea. Tak berlebihan menyebutkan, perundingan mengenai Kaesong, tur ke Kumgang, dan reuni keluarga, akan menjadi jalan mulus dalam upaya membicarakan persoalan Semenanjung Korea secara keseluruhan.

Kita pun menyarankan sebaiknya dituntaskan dulu agenda-agenda kemanusiaan dan komersial ini, sebab akan berdampak baik bagi pembicaraan mengenai teritorial dan atau masalah nuklir. Penyelesaian masalah yang menyangkut langsung kehidupan masyarakat akan menjadi kabar baik bagi dunia dan batu loncatan pada pembicaraan menyangkut masalah politik, keamanan, dan militer.

Dunia pun menunggu kabar baik dari pertemuan tingkat tinggi kedua Korea di Seoul, pekan ini. Hasil pertemuan itu akan melengkapi salah satu butir yang dicapai pada pertemuan informal antara Presiden AS Obama dan Presiden China XI Jinping di Kalifornia, AS, Jumat dan Sabtu pekan lalu, yakni kesepakatan membuat Semenanjung Korea bebas senjata nuklir. ***

Penulis adalah wartawan dan editor buku

CATEGORIES
TAGS