Dukungan dari Industri Komponen Dalam Negeri Lemah, Membuat Galangan Kapal Nasional Tergantung Komponen Impor

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Ketergantungan industri galangan kapal Indonesia terhadap bahan baku dan komponen impor yang sangat tinggi, mengakibatkan meningkatnya biaya pembangunan, waktu pengiriman yang lebih lama dan kontribusi yang lebih rendah terhadap tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

Hal itu dikatakan Dirjen ILMATE, Kementerian Perindustrian, Taufiq Baazir dalam sambutan tertulis yang dibacakan Direktur Industri Elektronika dan Telematika, Priyadi pada Focus Group Diskusi (FGD) ‘’Penguatan Nilai TKDN Terhadap Pembangunan Kapal Baru di Indonesia”.di ruang Garuda Kementerian Perindustrian, Rabu.

Industri galangan kapal dalam negeri katanya, masih memiliki beberapa kendala utama dalam memenuhi order pembangunan kapal dalam negeri. Salah satu di antaranya adalah kurangnya dukungan dari industri bahan baku dan komponen dalam negeri.

Kondisi tersebut menurutnya, menyebabkan pembangunan kapal di dalam negeri relatif lebih mahal dan lebih lama jika dibandingkan dengan pembangunan kapal negara-negara lainnya, seperti Cina, Jepang dan Korea Selatan.

Konsekuensinya adalah sebagian besar pemenuhan permintaan kapal dalam negeri didominasi oleh impor, baik kapal baru maupun kapal bekas. Total impor kapal dari tahun 2020 hingga September 2022 sebanyak 35,2 triliun rupiah yang sebagian besar berasal dari Cina (40,9%), Korea Selatan (25,4%) dan Singapura (7,9%).

Padahal katanya, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau lebih dari 17.500 dan garis pantai sepanjang 81.000 km, Indonesia berpotensi menjadi negara maritim yang kuat dengan didukung sumber daya alam yang melimpah dan letak geografis yang menonjol.

Oleh karena itu, dibutuhkan moda transportasi laut yang mumpuni dengan didukung infrastruktur galangan kapal dan pelabuhan kelas dunia sehingga konektivitas antar pulau dapat berjalan dengan lancar yang pada akhirnya mampu menggerakkan roda perekonomian di seluruh wilayah Indonesia.

Industri perkapalan merupakan salah satu sektor industri yang menjadi prioritas untuk dikembangkan karena memiliki peran strategis dalam memenuhi moda transportasi laut sekaligus mendukung akselerasi pertumbuhan di berbagai kawasan di Indonesia.

Karakteristik industri perkapalan yang padat karya, padat modal dan padat teknologi memerlukan penanganan dan perhatian yang serius dari pemerintah agar mampu berkembang dan mempunyai daya saing di tingkat global.

Saat ini, Indonesia telah memiliki lebih dari 250 perusahaan galangan kapal yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan kapasitas produksi yang mencapai sekitar 1 juta tonase bobot mati (dead weight tonnage/DWT) per tahun untuk bangunan baru dan hingga 12 juta DWT per tahun untuk reparasi kapal.

Indonesia juga memiliki 127 perusahaan industri bahan baku dan komponen yang memproduksi produk dengan standar marine. Galangan kapal Indonesia memiliki pengalaman dalam membangun berbagai jenis kapal, mulai dari kapal penumpang, kapal kargo, hingga kapal tujuan khusus dengan fasilitas graving dock terbesar yaitu 300.000 DWT. Selain itu, Industri perkapalan dan komponen kapal dalam negeri juga menyerap tenaga kerja sampai dengan 46.000 orang.(sabar)

CATEGORIES
TAGS