Ekspor Indonesia ke Negara Asean di Bawah Singapura

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

SERTIFIKAT - Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI), Kementerian Perindustrian, Arianto Sagala (tengah) menyerahkan sertifikat akreditasi kepada Kepala BBIA, Yang Yang Setiawan (kanan) disaksikan Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN) Prof Bambang Prasetyo (kiri). –tubasmedia.com/sabar hutasoit

BOGOR, (TubasMedia.Com) – Ekspor Indonesia ke negara-negara Asean masih berada di bawah Singapura, Malaysia dan Thailand. Pada 2011, neraca perdagangan Indonesia dengan Asean-5 mengalami defisit sebesar US$8,6 miliar.

Hal itu dikemukakan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI), Kementerian Perindustrian, Arianto Sagala dalam pidato pengarahan Launching Lembaga Sertifikasi Ssitem Manajemen Kemanan Pangan (LSSMKP) di Bogor, Rabu. Launching diselenggarakan oleh Balai Besar Industri Agro (BBIA) yang dihadiri Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN) Prof Bambang Prasetyo, Kepala BBIA, Yang Yang Setiawan serta sejumlah perwakilan dunia usaha.

‘’Artinya, pada saat ini pangsa pasar Indonesia juga sudah dikuasai oleh beberapa negara Asean,’’ lanjut Sagala menambahkan urusan produk segar, Indonesia kalah bersaing dengan Thailand, Singapura dan Vietnam sementara untuk urusan makanan olahan Indonesia dikalahkan Malaysia, Thailand dan Singapura.

Sebenarnya kata Sagala, mengutip McKinsey, Indonesia merupakan negara yang pertumbuhan PDB-nya terbesar ketiga di antara negara Selatan-Selatan dalam kurun waktu tahun 2000-2012. Diperkirakan, tahun 2030, Indonesia akan menjadi negara ketujuh terkuat ekonominya di dunia. Tahun 2012, tercatat pertumbuhan PDB ekonomi Indonesia, 6,20% dan pertumbuhan industri nonmigas 6,40%.

Demikian juga pendapatan perkapita meningkat dari US$800 tahun 2000 menjadi US$3.563 tahun 2012. ‘’Pertumbuhan ini akan meningkatkan kelas menengah atas dan daya beli masyarakat Indonesia, sehingga Indonesia menjadi salah satu negara yang sangat menarik bagi investasi asing,’’ katanya.

Namun katanya, di balik keberhasilan Indonesia menjaga pertumbuhan ekonomi dan menekan inflasi, Indonesia akan diuji pada tahun 2015 (31 Desember 2015) dimana akan diberlakukannya Pasar Tunggal Asean 2015.

Apa yang akan terjadi pada tahun 2015 saat diberlakukannya Pasar Tunggal Asean, kata Sagala, produk dari mitra Asean seperti Asean- China, Asean – Koera dan Asean – India, akan bebas masuk pasar Indonesia.

Karena itu Sagala menyatakan kegiatan pelatihan ini selain diharapkan dapat mengamankan produk makanan dan minuman, juga berdayaguna meningkatkan mutu dan pelayanan produk Indonesia, khususnya menyongsong Pasar Tunggal Asean.

‘’Karena hanya produk dan jasa yang bermutu dan berkualitas tinggi yang bisa memenangkan pertarungan di pasar terbuka tersebut. Jangan nanti Indonesia hanya dijadikan sasaran pasar negara-negara Asean. Menjaga pasar ini harus menjadi tanggungjawab kita bersama,’’ katanya. (sabar)

CATEGORIES
TAGS