Site icon TubasMedia.com

Ekspor Industri Alas Kaki Nasional Menapak Hingga USD 4,7 M

Loading

SIDOARJO, (tubasmedia.com) – Kementerian Perindustrian memprioritaskan pengembangan industri alas kaki nasional agar semakin produktif dan berdaya saing, terlebih lagi karena merupakan sektor padat dan berorientasi ekspor.

Pada tahun 2017, industri alas kaki nasional mencatatkan nilai ekspor sebesar USD4,7 miliar atau naik dua persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai USD4,6 miliar.

“Pertumbuhan ini jelas memberikan harapan besar bagi para pelaku industri alas kaki dan industri barang dari kulit di dalam negeri, termasuk untuk sektor industri kecil dan menengah (IKM),” kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih pada pembukaan Pelatihan Bimbingan Teknis Operator Jahit Sepatu dan Bimbingan Teknis Desain Alas Kaki Tingkat Dasar yang diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) Kemenperin di Sidoarjo, Senin (19/2).

Gati menjelaskan, kinerja positif dari industri alas kaki nasional lantaran juga didorong melalui upaya pemerintah menciptakan iklim usaha yang kondusif di Tanah Air. “Ini pun menunjukkan bahwa ada perbaikan perekonomian Indonesia yang membuat para pelaku bisnis kita dapat lebih optimis dan semangat di tahun 2018,” paparnya.

Kemenperin mencatat, sebaran IKM alas kaki di Indonesia mencapai 32.562 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 113.907 orang. Secara makro, dalam periode lima tahun (2012-2016), terjadi peningkatan signifikan terhadap konsumsi per kapita masyarakat Indonesia terhadap alas kaki yang semula hanya dua pasang menjadi lebih dari tiga pasang per tahun.

“Melihat potret pasar saat ini, kami yakin di masa mendatang untuk konsumsi alas kaki di dalam negeri akan semakin meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan tingkat kemakmuran atau daya beli masyarakat,” jelas Gati.

Sementara itu, dilihat dari kinerja pertumbuhan, kelompok industri kulit, barang jadi kulit dan alas kaki nasional berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor ini mampu tumbuh sebesar 8,51 persen pada tahun 2016. “Jika dari kontribusinya, sektor ini telah menyumbang PDB  nasional sebesar 1,56 persen pada tahun 2016 dari sektor nonmigas,” tuturnya. (ril/sabar)

 

Exit mobile version