Site icon TubasMedia.com

Fahrudin: Hidup Penuh Perjuangan

Fahrudin Abbas

Loading

Laporan : Redaksi

Fahrudin Abbas

Fahrudin Abbas

GARUT, (TubasMedia.Com) – Berawal dari ketekunan dan keuletannya di bidang ekstrakulikuler (ekskul) pada bidang Paskibra dan kegiatan lainnya, Fahrudin Abbas, siswa SMKM 2 Kadungora Kabupaten Garut, harus sibuk sebagai pelatih Paskibra di SMP Muhammadiyah I Kadungora.

Fahrudin pasrah, karena hidup adalah perjuangan. Segala perjuangan pasti adanya proses yang dilakukannya. Ia yakin suatu saat apa yang dicita-citakannya akan berhasil, bila disertai ikhlas dan kesabaran. Keyakinannya semakin tinggi, karena apa yang dilakukannya itu benar. Ia tak lelah mencari metode agar anggapan yang negatif dari orang tuanya, menjadi positif.

Berkat keaktifan di salah satu organisasi, pengalaman pun semakin bertambah. Lambat laun keyakinannya untuk mengubah keluarga menjadi hal yang positif, sedikit demi sedikit bisa paham, terutama bagi orang tuanya.

Harapan besar bagi Fahrudin Abbas, bagaimana hidup di masa depan bisa berhasil, apalagi di era global yang serba maju ilmu pun harus tinggi untuk melintasi zaman yang serba cepat.

Berawal dengan balas budi sebuah instansi yang sudah membiayai pelatihan di bidang paskibra, sampai berprestasi di tingkat kabupaten. Akan tetapi, apa yang mereka keluarkan semata-mata bukan untuk pribadinya, namun untuk kepentingan orang banyak, khususnya untuk mengharumkan nama sekolah. Inilah yang menjadi pelajaran dan motivasinya, sehingga hidup harus penuh perjuangan.

“Dengan bekal ketekunan melalui perjuangan yang keras, yang dilandasi keikhlasan, maka, suatu saat apa yang dicita-citakannya dapat terwujud untuk masa depan,” tuturnya.

Fahrudin yang duduk di bangku SMK Muhammadiyah Kelas 2 ini, bercita-cita ingin terus sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, sekali pun dengan biaya yang serba kekurangan. “Namun, apa yang aku rasakan saat ini, ternyata penuh dengan kenistaan, cacian, hinaan, tetap selalu ada menerpa dalam kehidupan yang aku alami saat ini,” katanya.

Namun hinaan demi hinaan, baik yang timbul dari keluarga, masyarakat ataupun dari teman ia tidak mudah putus asa. Malahan, timbul perasaan optimis yang semakin dalam. “Hal tersebut menjadi motivasi untuk meraih masa depan, karena masa depan akan timbul dalam diri manusia,” katanya.

Yang jelas, apa yang diungkapkan dalam sebuah peribahasa “dunia itu adalah kejam”, tapi sekejamnya dunia ini, janganlah kita terpedaya oleh dunia, tetapi dunia zamanlah yang harus diperdaya oleh manusia.

Dengan niat yang bulat dan cita–cita yang tinggi, Fahrudin bertekad ingin terus sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, sekalipun hidup serba kekurangan. Ia tak lelah untuk mengabdikan dirinya di sebuah sekolah SMPM I Kadungora, dengan membimbing serta melatih siswa–siswi di SMPM I tersebut.

Dengan dasar keyakinannya, sekalipun sibuk di bangku sekolah SMK Muhammadiyah 2, tidak kenal lelah, sepulang sekolah ia sibuk membina di SMPM I tersebut di bidang Paskibra, IPM dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Namun, yang sedang dipikirkan Fahrudin saat ini, di samping kegiatan-kegiatan yang mereka tekuni, juga bagaimana agar di keluarganya dapat hidup nyaman, dan tentram. “Apabila ada masalah, saya bisa mencurahkannnya kepada kedua orang tua,” keluh Fahrudin kepada tubasmedia.com, baru-baru ini. (sighar)

Exit mobile version