Gado-Gado

Loading

Oleh: Edi Siwojo

Ilustrasi

Ilustrasi

SIAPA bilang Indonesia kaya raya ? Buktinya, kemiskinan masih menggunung di desa dan di kota. Siapa bilang Indonesia ramah ? Kemanusiaan sudah tidak wangi lagi, memudar bersama hukum rimba di sekitar kita. Kekerasan dan kerusuhan telah merobek-robek tatanan etnis yang adem ayem toto tentrem.

Siapa bilang Indonesia luas ? Buktinya, pemilikan sawah petani terus bertambah sempit. Banyak petani pergi ke sawah sebagai buruh tani. Pergi kota jadi buruh pabrik dengan upah yang terus ditekan dan susah naik.

Demokrasi ekonomi dan politik yang menjadi dambaan masyarakat negeri ini masih menjadi pertaruangan di banyak tempat. Kapitalisme yang menjadi alternatif pilihan penyelesaian masalah telah menimbulkan jurang kaya – miskin yang menganga lebar di desa dan di kota. Harmoni sosial menjadi barang langka dan kemiskinan masih bertahan dalam kehidupan penduduk Indonesia.

Maka, tak perlu heran bila permasalahan buruh tani di desa dan buruh (pekerja) di kota banyak mencuat ke permukaan belakangan ini, seperti isu kisruh penyerobotan tanah, kisruh perusakan lingkungan dan kisruh penetapan Upah Minimum Regional (UMR) pekerja di sejumlah daerah di negeri ini.

Sungguh tepat pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang meminta penetapan UMR pekerja tidak dikaitkan kepentingan lain selain kepentingan pekerja. “Bebaskan dari kepentingan politik apapun. Kepentingannya adalah kepentingan kemanusiaan, kesejehateraan dan keadilan bagi pekerja dan keberlanjutan dunia usaha” tegasnya.

Mengapa kisruh itu terjadi ? Boleh jadi, ekonomi Pancasila sebagai pondasi dasar yang mengatur kehidupan ekonomi Indonesia dalam perkembangannya telah bercampur aduk dengan kapitalisme seperti sepiring makanan gado-gado yang siap disantap. Dalam perkembangan itu kapitalis (pemilik modal) mendapat perlindungan dan dilindungi negara. Pemerintah sebagai pengelola sumber ekonomi dan politik harus tegas, jangan menjadi tukang pemberi jasa lisensi, konsensi dan monopoli.

Ayunan langkah bersama dirasakan menjadi semakin penting untuk mempertahankan Indonesia sebagai negeri yang gemah ripah (kaya raya) dan mengembalikan harmoni kehidupan sosial ekonomi dalam tatanan etnis yang adem ayem toto tentrem (tenang dan tentram) !***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS